Kabar  

FAH UIN Bandung Perkuat Kompetensi Dosen Melalui Workshop Kurikulum Berbasis MBKM

KABARINDAH.COM, Bandung — Keberhasilan menerapkan kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) di perguruan tinggi ditandai dengan keberanian dalam mengubah pola pikir.

Yakni dari pendekatan kurikulum yang kaku menjadi kurikulum berbasis capaian pembelajaran yang adaptif dan fleksibel dalam rangka menyiapkan mahasiswa menjadi orang yang mandiri.

 

Demikian penegasan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr H Dedi Supriadi MHum seusai membuka acara workshop “Kurikulum Berbasis MBKM: Learning Media and Technology” yang berlangsung di Auditorium FAH pada Kamis (24/08/2023).

Workshop ini menghadirkan narasumber Dr Fazri Nur Yusuf MPd dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan dipandu moderator Dr Andang Saehu MPd (Ketua Jurusan Sastra Inggris) dan dihadiri unsur pimpinan fakultas serta diikuti oleh 50 dosen dan 87 mahasiswa.

Baca Juga:  Top! Steviana Tea Karya Mahasiswa UM Bandung Berjaya pada Lomba Studentpreneur Bootcamp PTMA

“Acara ini sangat penting, terutama menjelang proses perkuliahan semester ganjil bulan depan. Kita refresh kembali kemampuan para dosen dalam menerapkan berbagai aplikasi/media pembelajaran yang berbasis MBKM,” lanjut dekan.

Dalam konteks MBKM, ujar Dedi, dosen harus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui kegiatan pembelajaran.

Oleh karena itu, Dedi menegaskan bahwa para dosen penting memiliki wawasan dan kemampuan yang lebih tentang penerapan media dan teknologi pembelajaran.

Dekan mengatakan bahwa FAH UIN Bandung ingin menyiapkan alumni yang lebih tangguh dalam menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan teknologi yang semakin berkembang di era 4.0 maupun 5.0.

Baca Juga:  UIN Bandung Sukses Menggelar Seminar Nasional Membedah Pemikiran Prof Dadang Kahmad

“Sejak dini, kompetensi mahasiswa harus lebih diperkuat. Tidak sekadar terkait dengan dunia usaha dan dunia industri, tetapi juga dengan masa depan dengan berbagai perubahannya yang semakin cepat,” jelasnya.

Ia berharap dengan memanfaatkan teknologi dapat menunjang percepatan kompetensi mahasiswa dengan cara mengubah paradigma belajar, paradigma berpikir, dan paradigma dalam mengakses sumber belajar.

“Kita sebagai dosen, harus mampu menjadi fasilitator yang mengadvokasi mahasiswa untuk mengakses media dan sumber belajar dalam bentuk digital,” harapnya.

Dedi mengutarakan bahwa perkuliahan ditantang untuk mengembangkan kurikulum yang adaptif dan mampu menyesuaikan diri dengan program MBKM.

Tentu dengan catatan bahwa perkuliahan tersebut tanpa keluar dari tujuan dalam menghasilkan lulusan yang sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditentukan.***