Pojok  

Beginilah Cara Menulis Tugas Akhir Hasil Penelitian

Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

KABARINDAH- Suatu ketika kami harus menulis karya ilmiah. Sebuah karya ilmiah pasti merupakan hasil penelitian. Apakah itu penelitian mini ataukah penelitian besar.

Tepat dengan Bidang Keahlian

Kalau di masa kuliah biasanya topik karya ilmiah sudah ditentukan oleh dosen, tetapi kadang dosen pun membebaskan mahasiswa untuk mencari topik sendiri. Sebenarnya, topik sama saja antara yang udah ditentukan dan yang belum ditentukan. Kalau belum ditentukan biasanya lebih leluasa (bebas) untuk mencari topik secara mana suka.

Namun, ada pula orang yang lebih senang bila topiknya sudah ditentukan. Sebab, syarat menulis karya ilmiah bukan saja suka topiknya, melainkan pula harus relevan (tepat) dengan bidang keahlian.

Nah, ada kekhawatiran bagi sebagian orang ketika memulai menulis dengan topik yang diambil secara mana suka. Yakni, topiknya khawatir dianggap tidak sesuai (cocok) dengan bidang keahlian.

Memang menulis karya ilmiah itu disyaratkan agar topiknya relevan dengan bidang keahlian. Jika topik sesuai dengan bidang keahlian, maka penulis dianggap memiliki otoritas untuk membahas topik tersebut sesuai dengan bidang keilmuannya.

Sebaliknya, bila topik berada di luar bidangnya, maka penulis dianggap memasuki bidang keilmuan orang lain yang bukan keahliannya.

Tulisan ini akan memaparkan penulisan karya ilmiah dengan cara pengambilan topik mana suka sesuai bidang keahlian. Karya ilmiah sendiri sangat luas meliputi makalah, artikel, karya tugas akhir untuk meraih gelar sarjana, dan lain-lain. Secara spesifik, tulisan ini akan lebih mengarahkan pada penulisan artikel.

Artikel ilmiah sama saja dengan makalah dan sama pula dengan karya tugas akhir semisal skripsi. Artikel ilmiah dipahami sebagai hasil penelitian namun ditulis secara padat.

Penelusuran di Google Scholar

Apa yang harus dilakukan? Topik harus sudah ada di dalam pikiran. Topik dalam pikiran itu bisa diperoleh dari hasil diskusi, diperoleh dari hasil membaca, atau pernah terdengar masuk di telinga yang kemudian mengusik di dalam pikiran. Topik di dalam pikiran itu pasti masih abstrak.

Karena sesuatu yang masih ada di pikiran itu pasti semuanya abstrak atau belum tegas. Kecuali telah dituangkan ke dalam kertas maka apa yang ada di pikiran itu menjadi konkrit. Cara agar menjadi konkrit maka siapkan akses internet dan memulai penelusuran di Google Scholar terkait topik tersebut pasti akan ditemukan topik-topik terkait. Dan pasti sudah ada banyak orang yang membahas topik tersebut dari beberapa penelitian.

Baca Juga:  Ushuluddin, Munaqasyah dan Produk Teknologi

Dari penelusuran ini bisa saja kita menemukan inspirasi baru dan bahkan bisa jadi sebuah inspirasi yang tidak ada hubungannnya dengan topik yang telah disiapkan di dalam pikiran. Hal ini tidak menjadi soal karena yang paling utama adalah ditemukannya topik penelitian yang akan dilaksanakan.

Apa selanjutnya? Ambil minimal tiga judul dengan topik yang saling berkaitan secara erat. Lakukan tinjauan pustaka terhadap topik-topik tersebut yakni mereka membahas tema apa. Tema adalah adiknya topik. Jika topik lebih umum, maka tema lebih khusus. Apa jenis penelitian mereka apakah kualitatif ataukah kuantitatif. Metode dan analisis apa yang mereka gunakan. Bagaimana pembahasan, kesimpulan, dan rekomendasinya. Termasuk apa kesamaan dan perbedaan satu sama lain.

Lebih mudah lagi untuk melihat persamaan dan perbedaan penelitian mereka maka buatlah matrik tinjauan pustaka. Dari situ maka akan ketemu celah yakni wilayah atau ruang yang mereka rekomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Dari situ maka kita akan punya fokus yaitu tema penelitian dari sebuah topik yang relevan dengan bidang keahlian.

Ketika ditemukan fokus penelitian maka pada saat yang sama pasti telah muncul rumusan masalah. Rumusan masalah bukan pertanyaan penelitian, melainkan pernyataan penelitian. Pernyataan rumusan masalah ini bisa berupa hipotesis, asumsi, atau prediksi. Misalnya, terdapat obat penawar Covid-19 dari tradisi pengobatan ala Nabi Saw. Jika pernyataan rumusan masalah telah ditetapkan secara ajeg (clear dan tegas), baru diperinci ke dalam beberapa pertanyaan dari umum ke khusus.

Misalnya, bagaimana Covid-19, bagaimana tradisi pengobatan ala Nabi Saw., dan bagaimana obat penawar Covid-19 dari tradisi pengobatan ala Nabi Saw. Sebenarnya, satu pertanyaan utama tunggal pun cukup, yaitu bagaimana obat penawar Covid-19 dari tradisi pengobatan ala Nabi Saw.

Namun, pertanyaan diurai secara terperinci itu agar memudahkan menyiapkan jawaban secara tersusun. Berikutnya adalah tujuan penelitian yakni melalui cara copy paste dari rumusan masalah dengan mengganti kata “terdapat” menjadi kata “membahas.” Contohnya, tujuan penelitian ini membahas obat penawar Covid-19 dari tradisi pengobatan ala Nabi Saw.

Mengapa copy paste yakni agar selaras antara rumusan dan tujuan. Jika tidak copy paste maka ada kemungkinan tujuan berbelok dari rumusan masalah. Setelah dibuat formula penelitian (yaitu rumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian), boleh cantumkan pula manfaat yang diharpakan dari hasil penelitian.

Baca Juga:  Rahasia Generasi Z Terampil Menulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya, agar penulisan penelitian tertuang secara sistematis atau runtun, maka buatlah kerangka berpikir. Kerangka berpikir adalah logika berjalannya penelitian secara garis besar dari hulu (umum) ke hilir (khusus). Paling tidak, kerangka berpikir dibuat dalam tiga paragraf.

Paragraf pertama menjawab pertanyaan satu, paragraf kedua menjawab pertanyaan dua, dan paragraf ke tiga menjawab pertanyaan tiga. Kerangka berpkir pada dasarnya adalah sistematika penulisan atau urutan penulisan secara runtun dari umum ke khusus. Dalam arti apa saja urutan yang hendak ditulis nanti di bagian pembahasan yang meliputi bagian satu, bagian dua, dan bagian tiga.

Membuat kerangka berpikir berarti berusaha menghubungkan konsep-konsep hingga membentuk peta konsep. Ada baiknya dibuat curat-coret terlebih dahulu di atas kertas dalam menyusun peta konsep ini. Adapun konsep-konsepnya diambil ketika melakukan tinjauan pustaka. Curat-coret peta konsep ini disebut juga sebagai bagan kerangka berpikir. Membuat bagan kerangka berpikir adalah cara untuk memudahkan menyusun deskripsi (uraian) kerangka berpikir.

Bagan kerangka berpikir akan terlihat sebagai pembuktian rumusan masalah, satuan jawaban pertanyaan penelitian, dan alur logis secara garis besar berjalannya penelitian sampai pada tujuan penelitian.

Giliran menentukan metode penelitian, yaitu skenario dalam pelaksanaan penelitian. Tentukan jenis penelitian apakah kuantitatif ataukah kualitatif. Jika kuantitatif berarti bertujuan mengukur. Jika kualitatif maka bertujuan membahas. Jika kualitatif pasti studi pustaka (library research), meskipun ada pula jenis kualitatif yang menerapkan skenario studi lapangan.

Jika bertujuan membahas, maka tentukan secara tepat metode untuk melakukan pembahasan. Tentukan pula perangkat analisis sebagai alat interpretasi atau sebagai pendekatan dalam mengupas hasil pembahasan penelitian untuk menarik sebuah kesimpulan. Penerapan metode penelitian ini akan bergantung pada topik dan tema pembahasan serta bergantung pula pada bidang keahlian rumpun keilmuan.

Tiba di sini giliran melakukan pembahasan. Pembahasan meliputi jawaban pertanyaan satu, jawaban pertanyaan dua, dan jawaban pertanyaan tiga. Pembahasan berarti pula mengembangkan kerangka berpikir ke dalam sub-sub bagian yang lebih terperinci. Pembahasan ditulis secara runtut dan bertahap.

Pertama, menampilkan materi umum sebagai jawaban pertanyaan satu. Kedua, menampilkan materi tengah yang merupakan hasil pengolahan dari metode yang disebutkan di bagian metode penelitian sebagai jawaban pertanyaan dua. Dan ketiga, menampilkan materi akhir yang berupa interpretasi terhadap materi tengah (poin dua) dengan alat analisis atau pendekatan yang disebutkan di bagian metode penelitian sebagai jawaban pertanyaan tiga.

Baca Juga:  Pandemi, Drama Korea, dan Bisnis Kuliner yang Menjanjikan

Pada poin ketiga ini libatkan pula pandangan-pandangan yang ditemukan dari tinjauan pustaka sebagaimana yang telah dipaparkan di muka sebagai teman diskusi (dialog). Ada baiknya pula menulis implikasi hasil penelitian tetapi jangan terlalu jauh sebab implikasi biasanya berupa spekulasi.

Pada bagian pembahasan pastikan rumusan masalah telah terbukti, pastikan seluruh pertanyaan penelitian telah terjawab, dan pastikan penelitian telah sampai tiba pada tujuan penelitian yang dijanjikan di bagian pendahuluan. Secara teknis, tiap bagian pada pembahasan diterapkan komposisi yang seimbang. Jika bagian satu 700 kata, maka bagian dua dan bagian tiga pun masing-masing kurang lebih 700 kata.

Akhir dari pembahasan adalah kesimpulan. Kesimpulan ialah hasil akhir (natijah) dari pembahasan, bukan pengulangan pembahasan. Di kesimpulan cantumkan pula manfaat hasil penelitian yang tadi diharapkan di bagian pendahuluan. Cantumkan pula keterbatasan penelitian untuk penelitian lebih lanjut.

Setiap penelitian pasti memiliki keterbatasan sehingga pasti memberikan ruang bagi penelitian lebih lanjut bagi bidang keahlian yang sama. Serta cantumkan rekomendasi yang biasanya diarahkan kepada lembaga otoritatif.

Tidak sampai disitu, penulisan hasil penelitian belum selesai karena latar belakang dan masalah belum disusun. Di awal biasanya latar belakang dan masalah baru bersifat sementera.

Sementara dalam arti perlu disempurnakan lagi. Bagian latar belakang dan masalah disusun sedemikian rupa dalam rangka mengantarkan pembaca pada fokus penelitian, yaitu tema yang merupakan bagian spesifik dari topik penelitian.

Urutkanlah Hasil Penelitian sesuai Struktur Penulisan

Bagi penulisan artikel ilmiah, maka urutkanlah hasil penelitian sesuai struktur penulisan artikel ilmiah. Mula-mula pendahuluan meliputi latar belakang dan masalah, tinjauan pustaka, kerangka berpikir, dan formula penelitian (yang mencakup rumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian).

Urutan selanjutnya adalah metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan, dan referensi (daftar pustaka). Ditulis pula abstrak dan kata kunci. Susunan abstrak meliputi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan pembahsan, kesimpulan, dan rekomendasi. Adapun kata kunci meliputi konsep-konsep utama dalam penulisan sebanyak minimal tiga dan maksimal lima kata kunci.

Terakhir menentukan judul yang mewakili isi tulisan. Biasanya judul diwakili oleh problem, metode, dan hasil penelitian.

Bandung, 13 Maret 2021