KABARINDAH.COM – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin mengatakan, pemerintah terus mendorong pengembangan keuangan syariah di Indonesia.
Dimulai dari industri syariah, meski 78 persen masyarakat Indonesia beragama Islam, Indonesia disebut masih menjadi konsumen produk halal saja, belum menjadi produsennya.
“Kenapa harus didorong, karena potensi kita besar. Sebagai bangsa dengan 78 persen umat muslim, potensi ekonomi besar. Ini kita baru jadi konsumen halal terbesar di dunia saja, belum jadi produsen. Produsennya justru negara nonmuslim seperti Brasil dan lainnya,” jelas Ma’ruf dalam tayangan virtual, Rabu (24/3/2021).
Selain industri halal, lanjut Ma’ruf, pemerintah juga mendorong pengembangan keuangan syariah yang persentasenya masih 6,7 persen dari potensi yang ada. Untuk mewujudkan dukungan tersebut, pemerintah melakukan penggabungan tiga bank syariah BUMN ke dalam satu bank besar, yakni Bank Syariah Indonesia.
“Ini supaya bisa melayani transaksi lokal dan global, kecil UKM hingga besar, sehingga pengembangannya makin besar. Begitu juga lembaga mikro, kita kembangkan,” tuturnya.
Kemudian, langkah pengembangan keuangan syariah lain yang dilakukan pemerintah ialah dengan menggerakkan wakaf uang di Indonesia. Ma’ruf mengatakan, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi, potensi wakaf uang di Indonesia mencapai Rp 188 triliun.
Selama ini, penerapan wakaf hanya dimanfaatkan untuk sektor sosial dan kultural, seperti pembangunan masjid, madrasah dan makam, sehingga potensinya belum termaksimalkan.
Ma’ruf bilang, wakaf uang memiliki banyak kelebihan yang dapat memudahkan masyarakat dalam pelaksanaannya.
“Pertama lebih fleksibel untuk diinvestasikan, lalu kedua wakafnya nggak harus besar seperti tanah yang bermeter-meter persegi, jadi bisa kecil, bisa besar. Kemudian, wakaf uang ini bisa diinvestasikan melalui cara yang lebih profesional,” tutur Wapres.
Sumber: liputan6.com