Oleh Ratna Juwita
(Magister Pendidikan STAI Sukabumi)
Doa merupakan senjata kaum mukminin. Selama hidup, manusia tidak akan terlepas dari cobaan dan ujian, namun hal itu Allah SWT berikan kepada kita sebagai Rahman Rahim-Nya.
Ketika bersanding dengan musibah, doa mempunyai tiga kondisi yaitu: Pertama, Doa Lebih kuat daripada musibah. Maka doa mampu mencegah terjadinya musibah.
Kedua, doa Lebih lemah daripada musibah, maka akibatnya doa terkalahkan dan musibah menimpa. Akan tetapi, doa bisa memperingan musibah walau sedikit. Ketiga, saling menyerang dan saling menghilangkan.
Selama kita bisa menerima segala bentuk cobaan atau ujian dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, niscaya Allah SWT akan menghadiahkan kesuksesan. Allah SWT berfirman, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS al-Insyiroh: 5-6).
Sangatlah tidak pantas bagi seorang Muslim untuk tidak bersabar dalam menghadapi cobaan. Memang benar, jika kita menghadapi cobaan akan terasa berat. Namun, janganlah sampai berputus asa. Celakalah jika keputusasaan merasuk pikiran kita dan berhasilah setan menggiring kita ke dalam perangkapnya dan menjauhkan dari pertolongan Allah SWT.
Salah satu kesalahan yang dapat menghalangi terkabulnya doa adalah ketergesa-gesaan. Yakni, ketika menganggap doa lambat terkabul, lantas merasa jenuh dan akhirnya meninggalkan Doa. Ibarat orang yang menaburkan benih tanaman kemudian menjaga dan menyiraminya. Namun karena merasa terlalu lama menunggu hasilnya, orang itupun membiarkan dan mengabaikan tanaman tersebut.
Setiap usaha yang dilakukan tentulah memiliki tujuan utama yaitu kesuksesan. Ya, kesuksesan adalah realisasi dari setiap doa yang tidak pernah bosan dipanjatkan kepada Allah SWT.
Kesuksesan merupakan tujuan utama yang ingin diraih oleh setiap orang. Seorang Muslim sejati tentunya menginginkan kebaikan dunia dan akhirat secara seimbang. Namun perlu kita ingat, kesuksesan Akhirat jauh lebih penting dibanding kesuksesan di dunia.
Suatu hari Rasulullah SAW pernah menjenguk sahabtanya yang sedang sakit. Rasulullah sangat mengkhawatirkan kondisi sahabatnya itu dan bertanya, “Pernahkah engkau berdoa kepada Allah SWT dan memohon kepada-Nya?”
Sahabat tersebut menjawab, Ya Rasulullah, saya pernah berdoa. ‘Ya Allah, apabila Engkau akan menimpakan siksaan kepadaku di akhirat nanti, berikan sekarang kepadaku di dunia’.”
Rasulullah SAW berkata, “Subhanallah… Engkau tidak akan kuat menerimanya. Kenapa engkau tidak berdoa ‘Ya Allah berikanlah kepadaku kebaikan di dunia dan akhirat dan jauhkanlah aku dari siksa api neraka’.” Lalu Sahabat itupun berdoa sesuai anjuran Rasulullah SAW hingga akhirnya mendapat kesembuhan (HR Bukhari).
Doa merupakan obat yang sangat bermanfaat sekaligus musuh bagi bencana. Ia akan memerangi, mengobati, mencegah, menghilangkan atau mengurangi bencana yang menimpa termasuk wabah Covid-19 yang marak terjadi di Negara kita. Maka hendaklah mengambil hikmah di balik semua peristiwa dengan mendekatkan diri kepada sang Khaliq dengan terus berdoa semoga wabah ini segera berlalu.
Nah, jika kita ingin sukses menghadapi segala cobaan dari Allah SWT, maka perbanyaklah doa seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW: “Ya Allah, sesungguhnya tiada yang mudah selain yang Engkau mudahkan dan Engkau jadikan kesedihan atau kesusahan itu mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah.” (HR Ibnu Hiban), Wallahu a’lam.