Ibrah  

Saat Kesepian Mendera Batin, Bacalah Doa Ini. InsyaAllah Ramai Lagi Batinmu

KABARINDAH.COM – Dalam kesepian kita merasa ramai karena pikiran dan hati kita merasa bahagia. Entah kita merasa besok atau lusa kita akan mendapatkan hadiah dari teman atau orangtua kita. Dua sikap itu, tak ayal sering hadir dalam kehidupan ini. Namun, tak dapat pula dipungkiri, kesepian itu muncul atas dasar rasa kekecewaan dari kita.

Ketika semua keinginan tak kunjung tercapai dan kegagalan menderu dalam jiwa, maka kesepian hinggap seperti angin datang. Hati kita berontak berkata bahwa semua ini tidak adil. Pikiran bertanya, kenapa orang lain begitu mudah mendapatkan sesuatu, tetapi kita begitu sulit untuk menggapainya. Allah tidak adil sama aku, Allah jahat.

Kemudian ucapan-ucapan itu menjadi dialog dalam hati dan pikiran kita. Barangkali ketika jiwa kita merasa sepi, karena berjauhan dengan Allah Swt., dan kita sungguh malu untuk curhat kepadanya.

Hmm, barangkali kita memang terhidap tiga jenis gangguan jiwa itu: pertama, kita sedang huzn (kesedihan terhadap apa yang terjadi di masa lalu), kedua hamm (keresahan lantaran kekhawatiran akan masa depan) dan ketiga ghamm (perasaan gundah saat menghadapi kenyataan yang sulit yang tengah dihadapi sekarang).

Dalam Musnad Ahmad dan Shahih Ibni Hibban serta lainnya, ‘Abdullah bun Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Tidaklah seorang hamba mengucapkan doa berikut (ini) tatkala ia didera keresahan atau kesedihan melainkan Allah pasti akan menghilangkan keresahannya dan akan menggantikan kesedihannya dengan kegembiraan“.

Baca Juga:  Nasihat bagi Penggila Kerja, Hiburlah Kelelahan dengan Shalat!

Para Sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sudah seharusnya kami mempelajari doa tersebut“. Rasulullah menjawab, “Benar. Sudah seharusnya orang yang mendengarnya mau mempelajarinya”.

Doa yang dimaksud berbunyi: “Ya Allah, sungguh aku ini adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, ketentuan-Mu berlaku pada diriku, keputusan-Mu adil terhadapku, Aku memohon kepada-Mu dengan semua nama yang merupakan milik-Mu, nama yang engkau lekatkan sendiri untuk menamai diri-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang di antara hamba-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar engkau menjadikan al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghilang kesedihanku dan pelenyap keresahanku.”

Mulailah berkenalan dengan sifat Allah Swt., karena semakin kuat seorang hamba mengenal Allah, nama dan sifat-Nya, maka ia akan semakin takut kepada Allah, semakin besar merasakan pengawasan-Nya terhadap dirinya dan akan semakin jauh dari kemaksiatan dan hal-hal yang Allah murkai.