Oleh: Sabur | Guru MI Negeri 5 Sukabumi/ Mahasiswa Magister STAI Sukabumi
Pandemi Covid-19 belum kunjung selesai. Dampaknya dunia pendidikan belum bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka. Agar pendidikan tetap berjalan dengan baik, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi solusi.
Seperti dua sisi mata uang, pembelajaran daring memiliki dampak positif dan negatif. Postifnya, siswa dilatih menguasai Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK). Sehingga, siswa bisa lebih leluasa dalam mencari referensi materi pembelajaran. Dampak negatifnya, guru memiliki keterbatasan dalam mengedukasi nilai karakter yang harus dimiliki peserta didik.
Peran guru dalam menumbuhkembangkan pendidikan karakter peserta didik sangatlah penting, tidak bisa tergantikan dengan teknologi. Guru bukan hanya sebatas memberi tahu contoh karakter yang baik, tetapi guru haruslah menjadi sumber nilai pendidikan karakter bagi peserta didiknya. Pendidikan karakter harus tetap teredukasi dengan baik, apapun keadaannya. Sebab, itu bagian dari nilai luhur jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memandang penting pendidikan karakter. Hal itu dapat dilihat dari tujuan pendidikan nasional. John Sewey menyatakan, hal yang lumrah dalam teori pendidikan bahwa pembentukan watak (karakter) merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi pekerti di sekolah.
Sehingga, sudah sepantasnya setiap satuan pendidikan harus tetap memberikan pendidikan karakter apapun keadaanya meskipun sekarang pandemi Covid-19 melanda dan memaksa kita untuk belajar dari rumah.
Akan timbul pertanyaan, bagaimana cara memberikan pendidikan karakter jika pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh? Tentu saja hal ini bukanlah sesuatu yang sulit. Hanya dibutuhkan kreativitas guru dalam mendesain pembelajaran agar nilai pembentukan karakter bisa tetap dilaksanakan.
Berikut beberapa contoh langkah yang bisa kita laksanakan dalam praktek pembelajaran berkarakter selama moda daring.
a. Membuat kesepakatan kelas
Sebelum memulai pembelajaran pada moda daring guru bisa mengawali dengan membuat kesepakatan bersama peserta didik. Sebagai contoh selama belajar menggunakan aplikasi zoom harus tetap berpakaian sopan dan rapi, mengisi kolom pesan dengan kata-kata yang baik, saling bersapa sesama teman, dan membuat jadwal kegiatan harian, seperti waktu olahraga, membantu orangtua, jadwal sholat wajib maupun sunah, membaca buku, membaca Alquran, puasa dan lainnya.
b. Mengapresiasi setiap capaian
Ketika pembelajaran berlangsung, guru harus bertanya bagaimana dengan kegiatan kesepakatan yang sudah dibuat apakah dilaksanakan atau tidak. Jika dilaksanakan dengan baik guru wajib memberi pujian dan apresiasi agar anak istiqomah dalam melaksanakannya. Jika belum bisa melaksanakannya jangan buru-buru diberi hukuman tetapi berilah motivasi dan solusi agar bisa memulainya.
c. Mengingatkan pada kebaikan
Guru yang baik tidak hanya hadir ketika jam pelajaran berlangsung. Boleh juga dicoba untuk bersapa di luar jam pelajaran, misalnya mengingatkan di grup WA siswa terkait jadwal sholat, jadwal membaca, bertanya sudah membantu orangtua apa hari ini dan lain sebagainya. Langkah ini bukan hanya membuat siswa menjadi termotivasi membentuk karakter baiknya saja, melainkan guru tetap bisa lebih dekat meski tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Langkah di atas hanyalah contoh sederhana, tentu saja guru akan lebih kreatif lagi dalam mengugah pembentukan karakter dalam setiap proses pembelajaran. Pandemi covid19 ini mengajarkan kita agar tetap terpokus pada solusi bukan lalai dalam menyalahkan keadaan, karena bagaimanapun juga siswa kitalah yang akan meneruskan estapet pembangunan bangsa selanjutnya. Pentingnya pendidikan karakter yang berdampingan dengan kemampuan kognitif siswa menjadikan bekal bagi mereka menyongsong masa depan yang lebih baik.