Menjadi Ibu Bahagia di Masa Pandemi

Oleh Mia Sari Novianti, MPd
(Guru SMK IT Al-Junaediyah, Cisaat/Alumnus Magister STAI Sukabumi)

“Berbahagialah orang yang rendah hati bukan karena kekurangan” (HR Bukhari ).

Di masa Pandemi ini anak-anak bersekolah di rumah, seorang ibu harus selalu siaga mendampingi anak-anaknya belajar dan mengerjakan tugas, apalagi tugas-tugas tersebut harus diantarkan ke sekolah. Apakah itu seorang ibu pekerja atau wanita karir ataupun full time mother (ibu rumah tangga), semua ibu harus standby di depan HP-nya bersama anak-anak mereka. Bagaimana upaya seorang ibu agar ia bahagia? Bisa dikatakan jawaban sebenarnya adalah hanya ibu itu sendiri yang mengetahuinya.

Dikarenakan perubahan nilai-nilai yang dibawa wabah pandemi ini, jangan sampai seorang ibu mengalami post power syndrome (PPS). PPS  dapat diartikan sebagai gejala yang terjadi pada seseorang di mana penderita berada dalam bayang-bayang masa lalunya yang berupa kebesaran, kesuksesan, kekuasaan, kehebatan, keberhasilan prestasi atau pencapaian besarnya saat dulu sebelum yang terjadi saat ini.

Nostalgia ini tidak jarang menyebabkan penderita terjebak pada masa lalu dan sulit menerima atau beradaptasi dengan kondisi realita saat ini yang sedang dijalaninya. Gejalanya meliputi gejala fisik, emosi perilaku, dan kognitif. Adapun gejala fisik dapat ditandai dengan adanya kelelahan, mudah sakit, mengeluh tidak fit, wajah pucat, muncul penyakit kambuhan tanpa sebab yang jelas.

Baca Juga:  Tingkat Pendidikan di Kota Sukabumi Diklaim Terus Meningkat

Adapun gejala emosi dapat ditandai dengan ibu yang mudah marah, mudah tersinggung, emosi tidak stabil, serta menangis tanpa sebab. Gejala perilaku dapat terjadi yaitu dengan seorang ibu menjadi pemalu, pemurung, mudah mencela, mengkritik namun tidak ingin dikritik. kemudian gejala kognitifnya meliputi kurang mampu berfikir rasional, muncul pemikiran negatif. Itulah gejala PPS yang terjadi atau bahkan banyak terjadi pada ibu-ibu wanita karir ataupun full time mother di masa Pandemi ini.

Seorang ibu harus senantiasa meyakini anekdot happy mom raise happy family. Fenomena yang terjadi pada ibu-ibu di masa pandemi ini cukup beragam. Misalnya saja, laptop tiba-tiba rusak sehingga anak tidak dapat mengikuti Google meet dengan ustadzah, atau tiba-tiba Wi-Fi nya error, kuotanya habis, atau HP-nya jatuh oleh adiknya. Bahkan pagi-pagi buta tidak jarang disibukkan dengan hal tidak biasanya ada.

Sebelum pandemi, ibu-ibu menyiapkan sarapan, seragam anak anaknya, kemudian anak-anak pergi ke sekolah. Setelah itu si ibu bisa santai atau melakukan me time menikmati pekerjaan rumah tangganya, bersih- bersih rumah atau berangkat ke kantor. Namun saat ini, ibu-ibu wanita karir ketika pulang ke rumah dalam kondisi lelah, dihadapkan dengan buku paket anak-anaknya, tugas yang berada di halaman sekian halaman sekian dan harus difotokan ke gurunya.

Baca Juga:  Transformasi Pendidikan di Masa Pandemi

Menghadapi fenomena yang kita anggap baru ini, marilah kita berbenah sebagai seorang ibu karir ataupun ibu rumah tangga demi kebaikan anak-anak kita sendiri. Terdapat beberapa tips sederhana yang dapat dilakukan agar senantiasa menjadi ibu bahagia, khususnya di masa pandemi saat ini, antara lain:

1. Selalu bersyukur kepada Allah SWT.
2. Lakukan me time yang berkualitas dengan segala kondisi yang ada
3. Tetap berkarya walaupun berada di rumah.
4. Tingkatkan makan-makanan yang bergizi, buah-buahan dan sayur-mayur sehat
5. Jaga kesehatan dan kebugaran tubuh
6. Jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai harapan, tarik nafas dalam-dalam sejenak kemudian keluarkan lewat mulut dan ambillah air wudlu.
7. Sepulang kerja, minum teh hangat lemon tea atau minuman favorit untuk melepaskan penat sejenak dan rileksasi diri walaupun sudah menumpuk PR anak-anak.
8.Tanamkan di pundak para ibu, bahwa ibu telah dititipkan tugas mulia untuk mendidik putra-putri nya menjadi generasi yang tangguh pada zamannya, layaknya generasi Ashabul kahfi, kokoh imannya, kuat fisik nya, cerdas pikirannya.

Baca Juga:  Prof. Udin Pesan Kepada Pimpinan Sekolah Muhammadiyah Supaya Raih Keunggulan dengan 4 Hal

Selain itu, terdapat tujuh indikator kebahagiaan dunia, menurut Ibnu Abbas:

1. Qalbun Syakirun atau hati yang selalu bersyukur. berbahagialah orang yang selalu pandai bersyukur.
2. Al Azwaju Salihah yaitu pasangan hidup yang Soleh. Berbahagialah menjadi seorang suami atau istri yang memiliki pasangan yang Soleh.
3. Al Auladun Abrar yaitu anak yang Soleh. Berbahagialah kita memiliki anak yang Soleh
4. Al Biatu Solihah yaitu lingkungan yang kondusif untuk Iman kita. Berbahagialah orang- orang yang selalu dikelilingi oleh orang -orang Sholeh.
5. Al Malul Halal, yaitu harta yang halal. Berbahagialah orang- orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
6. Tafakuh fi Dien, atau semangat untuk memahami agama. Berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.
7. Barakatun fii Umuurika, atau umur yang Barokah. Berbahagialah orang- orang yang umurnya Barokah.

Wallahua’lam bissawab.