Kabar  

Mantap! Cadangan Bijih Freeport Hingga 32 Tahun Lagi!

bijih freeport

KABARINDAH.COM – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan cadangan tembaga di bumi cendrawasih tersebut bisa dieksploitasi hingga 2052, melebihi masa Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) perusahaan yang hanya sampai 2041.

Dia mencatat, total cadangan mencapai 1,3 miliar ton bijih. Meski cadangannya besar, PTFI tidak melakukan eksplorasi lebih jauh, melainkan hanya melakukan eksplorasi kecil untuk pelengkap. Hal ini tak lain karena IUPK Freeport hanya sampai 2041.

“Jadi total cadangan 1,3 miliar ton bijih, dan sumber daya ada sampai 2 miliar ton. Kalau eksplorasi detail bisa menjadikan cadangan separuhnya 1 miliar ton. Dengan cadangan ini bisa (ditambang) sampai 2052,” katanya dalam sebuah diskusi melalui webinar di Jakarta, Jumat (4/9/2020).

Baca Juga:  Rawan Gempa Megathrust dan Sesar Cimandiri, Potensi SAR Sukabumi Raya Dilatih Penanganan

“Kalau izinnya cuma sampai 2041, makanya kami tidak melakukan eksplorasi lanjutan atas sumber daya alam di bawahnya,” lanjutnya.

Dia mengatakan saat ini PTFI masih melakukan transisi atas pembangunan tambang bawah tanah dengan operasi masih pada tingkat 60% dari total kapasitas. Targetnya, tahun depan transisi tersebut mencapai 80% dari total kapasitas dan siap beroperasi secara penuh pada 2022.

Tony menyebut, jika nantinya beroperasi secara penuh, maka Freeport akan menjadi pertambangan terbesar di dunia. Ada dua hal yang menurutnya menjadi tantangan bagi beroperasi PTFI ini. Pertama adalah ore atau bijih yang sifatnya basah dan bisa terjadi luncuran lumpur basah, sehingga pengelolaan dan penanganan harus sangat hati-hati.

Baca Juga:  Ribuan Warga Ikuti Shalat Idul Adha di Lapang Merdeka Kota Sukabumi

Kedua, yaitu seismik yang sering terjadi. Sebab menurutnya ada beberapa drop point yang memang diledakkan untuk tujuan penambangan.

“Namun semua ini bisa diatasi,” imbuhnya.

Pada tahun ini produksi tembaga diperkirakan hampir 800 juta pound dan emas 820 ribu ons. Pada 2022, produksi ditargetkan naik menjadi 1,6 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ons emas.

“Pada 2023 akan naik sedikit,” ungkapnya.