KABARINDAH.COM, Sukabumi–Pemkot Sukabumi melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) mulai menggencarkan sosialisasi program kerja ke luar negeri bertajuk Bimbingan dan Penempatan Kerja Profesional Mancanegara (Bestari). Program ini digagas sebagai solusi konkret untuk menekan angka pengangguran sekaligus mencegah praktik penempatan tenaga kerja ilegal.
Sosialisasi dilakukan langsung oleh Kepala Disnaker Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, saat menjadi pembina apel pagi di Kantor Kecamatan Citamiang, Senin (22/12/2025). Kegiatan tersebut dihadiri Camat Citamiang Aries Ariandi beserta jajaran lurah, kepala seksi, serta pejabat struktural dan fungsional di lingkungan kecamatan.
“Hari ini saya mengikuti apel pagi di Kecamatan Citamiang. Selain itu, Disnaker juga turun langsung ke kecamatan lain, yakni Baros dan Warudoyong,” ujar Punjul. Ia menjelaskan, program Bestari dirancang untuk memberangkatkan tenaga kerja yang profesional, cakap, dan memiliki keterampilan tinggi, sehingga mampu memperoleh penghasilan yang layak di negara tujuan.
Untuk itu, Punjul menekankan pentingnya dukungan camat dan lurah dalam menyebarluaskan informasi program kepada masyarakat. “Warga bisa mendaftar untuk mengikuti sosialisasi. Jika berlanjut, mereka akan mengikuti pendidikan dan pelatihan hingga proses pemberangkatan ke luar negeri,” katanya.
Punjul berharap, pada tahap awal di akhir tahun ini, Pemkot Sukabumi sudah bisa memberangkatkan ratusan tenaga kerja. Langkah ini dinilai mendesak mengingat data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan masih terdapat 14.543 warga Kota Sukabumi berstatus pengangguran terbuka.“Angka ini adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar Punjul Selain pengangguran, ia juga menyoroti maraknya kasus warga yang menjadi korban penipuan calo atau berangkat secara ilegal (nonprosedural) ke luar negeri, yang kerap berujung pada persoalan hukum hingga eksploitasi.
Menjawab tantangan tersebut, Wali Kota Sukabumi meluncurkan program unggulan Bestari (Be-Star Internasional) dengan target ambisius memberangkatkan 3.500 warga pada tahun 2026. Program ini membuka peluang kerja di berbagai negara yang dibagi dalam beberapa klaster, mulai dari Asia Tenggara seperti Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura; Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Hongkong; Timur Tengah; hingga Eropa dan negara maju lainnya.
“Penempatan ini tidak sembarangan. Warga akan melalui proses pelatihan, ujian bahasa, sertifikasi keterampilan, serta tes kesehatan agar benar-benar siap menjadi ‘bintang’ di negeri orang,” jelas Punjul. Untuk memastikan program berjalan optimal, Disnaker menerapkan mekanisme pendaftaran berjenjang dengan melibatkan RT, RW, kelurahan, dan kecamatan.
Bahkan, persoalan biaya pun telah diantisipasi melalui kerja sama dengan Bank BJB lewat KUR Migran dengan bunga ringan sebesar 6 persen.“Tidak ada lagi alasan warga berangkat melalui jalur ilegal karena kendala biaya,” tegasnya.
Sesuai instruksi Wali Kota Sukabumi, setiap kecamatan ditargetkan dapat menghimpun 500 calon peserta, dengan laporan awal data peminat diminta sudah diterima Disnaker paling lambat 24 Desember 2025. Data tersebut akan menjadi dasar pemetaan awal sebelum dilakukan sosialisasi besar dan peluncuran resmi oleh Wali Kota.
“Target kami, akhir tahun ini hingga Januari 2026, warga yang terdaftar sudah bisa masuk ke tahap pendidikan dan pelatihan. Jika diperlukan, tim Disnaker akan turun langsung ke wilayah bersama perusahaan P3MI resmi dan pihak perbankan,” kata Punjul.
Punjul pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi menyukseskan program Bestari demi menyelamatkan warga dari pengangguran dan jeratan sindikat ilegal, sekaligus mewujudkan Kota Sukabumi yang lebih sejahtera.





