KABARINDAH.COM – Sebagai kaum milenial, kreativitas menjadi suatu hal yang diperlukan dalam kehidupan. Tidak cukup hanya rebahan atau menghabiskan waktu dengan percuma. Mahasiswi Program Studi Kriya & Fashion Universitas Muhmmadiyah Bandung (UMBandung) yang bernama Husnul Nasution inilah salah satu contohnya.
Dia berhasil menuangkan ide dan aspirasinya pada acara Fashion Show Produk WUBI di Hotel Savoy Homan beberapa waktu lalu. Fatih, begitulah sapaan akrabnya, merasa bahagia mengikuti acara fashion tersebut karena dia bisa memamerkan pakaian rancangannya yang bernama NAGARA’BRAHCA.
”Nama tersebut senagaja aku ambil dari bahasa sanskerta. Pakaian ini aku rancang khusus untuk remaja wanita usia 18 tahun hingga 25 tahun,” kata Fatih, Rabu 31 Maret 2021.
Fatih mengaku, dalam acara yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia tersebut, banyak para perancang dengan produk desain unggulan dari Jawa Barat, salah satunya Irna Mutiara.
”Awalnya aku hanya melakukan tugas akhir kerja praktik (KP) di Arae Botanical Print & Natural Dye, Bogor. Hingga akhirnya pakaian rancanganku diikutsertakan ke acara fashion show tersebut,“ ucap perempuan yang sudah lama tinggal di Bogor ini.
Mahasiswi penyuka keju ini merancang konsep produk akhir kerja profesi dalam desain ready to wear. Dalam teknik desainnya, ia menggunakan teknik ecoprint dengan potongan-potongan slim/ramping yang dapat digunakan untuk acara informal ataupun semiformal.
Pada desainnya pula ditambahkan kantong dengan aksen tenun aksesoris dengan tujuan sebagai pemanis dan terlihat lebih menarik serta casual modern.
”Masyarakat diajarkan agar tetap mencintai dan menjaga lingkungannya, dari penyusunan ecoprint (menyusun daun menjadi motif alam) dapat membentuk mental anak-anak menjadi lebih perduli terhadap ekosistem di sekitarnya,” tutur wanita bermarga Nasution ini.
Fatih menuturkan, pihak penyelenggara fashiow show merespons dengan baik terhadap pakaian rancangannya. Respons baik juga datang dari dosen pembimbingnya di UMBandung, yaitu Dra. Saftiyaningsih Ken Atik, M.Ds. dan Prof. Dr. Nanang Rizali, M.Ds.
”Bahkan waktu itu sempat ada peserta yang mau beli pakaian hasil desainku. Namun sayangya ukuruan yang dibuat kurang pas dengan orang yang ingin beli tersebut,” terang gadis kelahiran Bogor 26 tahun silam ini.
Saat ditanya mengapa dulu masuk program studi Kriya Tekstil dan Fashion UMBandung, gadis berhijab yang punya hobi ilustrasi desain fashion ini mengaku ingin mendapatkan ilmu mengenai fashion dan kriya tekstil.
”Ilmu yang didapatkan di kampus, nanti aku bisa aplikasikan ke bisnis batik aku yang sudah dirintis sejak 2014. Alhamdulillah jangkauan kriya tekstil & fashion yang sangat luas membuat aku lebih semangat untuk membuat produk-produk yang unik dan beda dari yang lain,” ungkap perempuan yang menyukai drakor ini.
Terkait fashion pakaian yang dikatakan unik, menurut Fatih, bisa dilihat dari berbagai unsur seperti pengaplikasian teknik-teknik, penipuan kain (manipulasi fabric), dan teknik-teknik yang belum pernah ada sebelumnya.
Terakhir, Fatih juga berpesan kepada kalangan muda di luar sana jangan pernah menyerah dalam menjalani kehidupan. Harus selalu sabar, teguh, dan tekun untuk menjalankannya karena kehidupan itu adalah kesempatan yang sudah diberikan.
”Jangan menyerah, tetap semangat dan optimis. Karena kita harus tahu bahwa kehidupan adalah keajaiban, dan keajaiban itu berada di tangan kita. Pada masa pandemi ini malahan sepatutnya kita tetap produktif menciptakan karya-karya yang berfaidah. Semangat (gambathe)!” pungkasnya.