Produsen Mobil Listrik Tesla Miliki Bitcoin Rp 36,25 Triliun

KABARINDAH.COM – Produsen mobil listrik Tesla ternyata sudah memiliki US$2,5 miliar Bitcoin atau setara Rp 36,25 triliun (asumsi Rp 14.500/US$). Hal ini diketahui berdasarkan laporan sekuritisasi perusahaan yang diajukan kepada regulator.

Tesla mengungkapkan telah berinvestasi di cryptocurrency senilai US$2,48 miliar pada akhir Maret. Hal inilah yang ditengarai sebagai pendongkrak laba perusahaan di kuartal I-2021.

Tidak diketahui apakah penambahan investasi ini karena faktor kenaikan harga Bitcoin selama tiga bulan pertama, atau perusahaan memborong Bitcoin di pasar atau penambahan ini karena ada konsumen yang membeli mobil Tesla dengan Bitcoin.

Pada awal pekan ini Tesla mengatakan memperoleh keuntungan sebesar US$101 juta dari penjualan Bitcoin. Pada akhir Maret lalu Bitcoin dihargai US$59.000 per koin, seperti dihimpun dari CNBC International, Rabu (28/4/2021).

Baca Juga:  4 Bahan Alami Ini Bisa Menghilangkan Bau Tak Sedap di Mobil, Lho!

Dalam laporannya, Tesla tidak memasukkan Bitcoin dalam aset mark-to-market. Artinya, keuntungan dan kerugian dicatatkan perusahaan bila Bitcoin dijual saja, bukan saat Bitcoin dipegang perusahaan.

Pada awal Februari lalu, Tesla mengumumkan telah menginvestasikan dana sebesar US$1,5 miliar di Bitcoin. Angka ini setara dengan 7-8% kas dan setara kas Tesla. Alasannya, mencari return maksimal dari uang tunai yang dimiliki perusahaan dan menggunakan sebagai alternatif pembayaran.

Dalam paparan kinerja keuangan kuartal I-2021, CFO atau master of coin Tesla Zach Kirkhorn mengatakan pihaknya memilih investasi di Bitcoin mencari tempat penyimpanan uang tunai perusahaan yang tidak segera digunakan, memberikan return yang menarik dan likuiditas yang terjaga dengan baik sembari menanti peluncuran pabrik di Austrin (AS) dan Berlin dan ketidakpastian dari semikonduktor dan kapasitas pelabuhan.

Baca Juga:  Wow, Penjualan Mobil Daihatsu Melonjak 200 Persen

“Anda tahu dari perspektif tresuri perusahaan, kami cukup senang dengan banyaknya likuiditas di pasar Bitcoin. Kemampuan kami untuk membangun posisi kami menjadi yang pertama sangat cepat. Ketika kami menjualnya kemudian di Maret kami dapat mengeksekusinya dengan sangat cepat,” terangnya.