Oleh Dr Hj Arfiani Yulianti Fiyul MM
Ketua Yayasan Jasmine Solusi/ Trainer Motekar Provinsi Jawa Barat/ Asesor BAN PAUD Prov Jabar/ Dosen Pascasarjana
Seorang teman mengirim tautan berisi podcast Bill Gates and Rashida Jones yang membahas soal dunia pasca-pandemi. Podcast itu bertajuk “Bill Gates’ Seven Predictions For A Post-Pandemic World”, atau “Tujuh Prediksi Bill Gates Untuk Dunia Pasca-Pandemi”. Percakapan Gates dan Jones dalam podcast itu sangat menarik untuk disimak.
Ada tujuh poin penting yang disampaikan Bill Gates terkait kondisi dunia pasca-pandemi; Pertama, untuk saat ini, pertemuan jarak jauh akan menjadi norma. Arti norma di sini adalah suatu ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat yang harus dipatuhi. Kedua, kegiatan online atau virtual akan lebih bersahabat dan akan digunakan oleh semua orang.
Ketiga, saat ini, orang-orang akan banyak bekerja di rumah dengan bergantian dengan rekan kerja. Keempat, komunitas kota akan menjadi bergeser ke desa-desa karena kota tidak akan semenarik sebelumnya. Kelima, waktu bersosialisasi dibatasi dengan orang lain, maka lebih banyak waktu dengan orang yang kita cintai di rumah.
Keenam, perubahan-perubahan saat ini dan segalanya tidak akan kembali normal seperti sebelumnya, hal ini akan bisa bangkit namun untuk waktu yang lama. Ketujuh, jika terjadi pandemi berikutnya mungkin dampaknya tidak akan seburuk kali ini karena semua elemen sudah punya pengalaman.
Penulis sangat terkesan dengan tujuh prediksi Bill Gates ini. Namun, penulis akan mencermatinya dari perspketif lain, yakni kondisi pandemi ini bisa mengubah seseorang menjadi Inovatif, Kreatif dan Mandiri. Dengan perubahan dari offline ke online, dari bekerja di luar saat ini harus banyak di rumah, dengan berkumpul dengan orang terdekat bisa menambah kekuatan baru dan pengalaman baru akan memaksa orang menjadi lebih Inovatif, Kreatif dan menjadi seorang pribadi yang Mandiri. Bagaimana itu Inovatif, Kreatif, dan Mandiri?
Setiap individu memiliki keunikan bakat, karakter, kepribadian, dan keterampilan yang tidak mungkin sama satu dengan lainnya. Perbedaan universal inilah yang menjadi rahmat bagi masing-masing diri pribadi.
Pada masa pandemi banyak orang yang melakukan perubahan, seperti banyak orang mencari jati diri, menjadi researcher untuk melakukan penelitian baru untuk diri sendiri. Dalam situasi pandemi oran banyak intropeksi diri dan berusaha menemukan potensi terbaik dalam diri atau “finding the best of me” sehingga berusaha melakukan Inovasi untuk mempertajam potensi diri dan berharap akan menjadi kreator bagi masa depan sendiri.
Inovatif
Pengertian inovasi di sini adalah bagaimana mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi yang baru.
Kreativitas
Adalah suatu kemampuan dalam berpikir ataupun melakukan tindakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan sebuah kondisi ataupun permasalahan secara cerdas, berbeda, tidak umum, orisinil, serta membawa hasil yang tepat dan bermanfaat.
Di sini proses kreatif sebagai munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak. Karena kreativitas itu merupakan sifat pribadi seorang individu yang bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat hal itu akan tecermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Mandiri
Berarti mampu menjalani kehidupan dengan kemampuan diri sendiri. Kemampuan untuk melakukan sesuatu seorang diri tanpa banyak melibatkan bantuan orang lain. Mandiri adalah suatu kemenangan dalam menaklukan diri sendiri dari beberapa hal: malas, takut, dan tidak berani berbuat. Esensi kemenangan adalah memiliki impian, mengubahnya menjadi aksi kehidupan dan lebih penting lagi memiliki kesediaan hati berbagi dengan orang lain.
Jadi bagaimana harus menjadi pribadi Inovatif, Kreatif dan Mandiri?
Pertama, seesorang harus mampu menguasai diri sendiri. Kedua, harus berusaha menjaga kesadaran hati dan jiwa. Ketiga, mampu mengenali jati dirinya. Keempat, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk suksek. Kelima, memperjuangkan kata hati. Keenam, optimalisasikan potensi dirinya. Ketujuh, mampu memperjuangkan tujuan hidup tertinggi. Kedelapan, menciptakan peluang bagi diri sendiri.
Oleh karenanya, di masa pandemi yang belum berakhir dan kemungkinan setelah pandemi pun tidak akan jauh seperti yang sedang kita alami, maka harus ada suatu keberanian awal untuk memulai mencoba. Ada satu tindakan mempertebal keberanian untuk mendatangkan kesempatan.
Karena, pada prinsipnya setiap individu berkewajiban memegang teguh keunggulan terbaik dalam dirinya. Kemampuan mengelola berbagai potensi diri, mempertajamnya dalam setiap kesempatan dan menggunakannya untuk menciptakan masa depan. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya (QS Ar-Ra’d : 11).
Wallahu a’lam bishawab. (*)