Ibrah  

Menata Hati di Bulan Suci Ramadhan

 

Oleh Mia Sari Novianti MPd | Guru SMK IT Al-Junaidiyah Sukabumi

Apa yang terpikir di benak kita pada saat memasuki bulan Ramadhan? Persiapan fisik? Persiapan mental? Menjaga hati?

Maraknya resep-resep masakan yang ada di berbagai media sosial, resep ta’jil, resep makanan, minuman, aneka gorengan, kue kering kekinian, baju baju dll. Stok makanan di lemari pun kian penuh, baju untuk lebaran pun sudah dipesankan, bahkan sudah beli secara online.

Penyakit SMOS pun menghampiri, susah melihat orang lain senang, duh tetangga sudah membeli mukena baru dan lho ternyata teman dekatnya sudah beli baju lebaran. Eeh tiba-tiba tetangga belakang beli sofa baru. Tidak sedikit mungkin yang mengalami dan terkena “sindrom” seperti itu.

Baca Juga:  Jangan Galau Saat Hidup, Ada Allah Yang Mahadekat!

Sekedar self reminder, di bulan yang penuh rahmat, ampunan, maghfirah ini, ibadah yang paling utama, rezeki yang kita cari di 11 bulan ke belakang, tiba saat nya di bulan ini untuk bersedekah, mencari keberkahan dan mengerti akan hakikat kekayaan. Apa itu hakikat kekayaan?

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, “Kekayaan bukanlah banyak benda, akan tetapi kekayaan adalah titipan, kekayaan adalah ujian, kekayaan adalah perhiasan dunia. Bila mereka yang belum faham akan hakikat kekayaan, maka akan merusak dirinya sendiri, menjadi fitnah, merusak kehidupan dan kesehatannya.

Dalam firman Allah SWT, “… Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…” (QS at-Talaq: 2-3)

Baca Juga:  Kisah Imam Abu Hanifah, Berterima Kasih pada Tetangganya yang Pemabuk

Langkah selanjutnya, setop untuk berbuat hal-hal yang dapat merusak atau mengurangi pahala puasa. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, menurut hadis Nabi Muhamad bahwa ada sejumlah perbuatan yang dapat merusak puasa, diantaranya berkata kotor, berlaku bodoh atau bertindak tidak pantas, berselisih atau provokasi, mencaci atau mencela, hingga berbohong atau bisa juga membuat hoaks.

Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al Hakim yang tertulis dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali bahwa terdapat lima hal yang membatalkan puasa, yakni: berbohong, mengadu domba, ghibah, sumpah palsu, dan memandang dengan syahwat.

Selanjutnya, dalam nenata hati di bulan suci ini, yakni harus selalu berbaik sangka (husnudzon) kepada Allah SWT. Sebagaimana yang disebutkan dalam QS an-Najm: 43-45, “Dan Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis (43) Dan Dia-lah yang mematikan dan menghidupkan, (44) Dan Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan (45).”

Baca Juga:  Saat Letih dan Lelah Mendera, Segarkan dengan Mengingat-Nya

Apapun yang sedang kita rasakan sekarang ini, baik itu sedih, senang, gembira, berbaik sangkalah kepada Allah, maka Allah pun akan memberikan kebaikan kepadamu.

Husnudzon merupakan ibadah hati yang bernilai agung. Rasulullah SAW bersabda; “Janganlah seorang diantara kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah.” (HR Muslim). (*)