Indahnya Komunikasi Interpersonal

Oleh Dr Hj Arfiani Yulianti Fiyul MM |

Komunikasi, layaknya sebuah senter. Selalu memberi cahaya pada jalan anda, segelap apapun itu.

(Dr Ibrahim Elfiky)

Kehadiran media sosial (medsos) telah membuat masyarakat berada dalam masa yang cenderung antikomunikasi. Dalam sebuah ruangan, misalnya, orang-orang yang berkumpul lebih asyik memainkan smartphone-nya ketimbang berbincang satu sama lain.

Fenomena seperti itu juga kerap dialami penulis. Untuk meminta tolong kepada anak yang berada satu ruangan, Penulis kerapkali lebih memilih menyampaikan pesan lewat handphone. Bahkan, dalam satu meja makan, kita juga sering melihat orang-orang tidak berkomunikasi secara langsung, melainkan asyik dengan gadgetnya masing-masing. Keren apa keren ya? Tapi sudahlah, barangkali ini sudah zamannya.

Saat ini, orang-orang menumpahkan  kemarahannya di media sosial, misalnya pada tampilan profilnya, statusnya, atau ruang komentar. Dan trend yang tengah digandrungi masyarakat saat ini adalah beropini negatif melalui media sosial. Sehingga, orang lain pun mengetahui orang tersebut sedang marah. Tak hanya itu, sebagian orang juga memilih untuk “berkomunikasi” dengan Pencipta-Nya pun  melalui media dalam genggamannya, yaitu handphone.

Bagaimana komunikasi yang baik?

Ketika manusia dilahirkan tidak dengan sendirinya dibekali dengan kemampuan untuk berkomunikasi efektif.  Manusia telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun, yakni sejak manusia berada di Bumi.

Sebagian besar waktu manusia digunakan untuk berkomunikasi.  Namun, kemampuan komunikasi bukan merupakan bawaan, tetapi merupakan sesuatu yang harus dipelajari. Sehingga, setiap manusia perlu mengembangkan kemampuan komunikasi untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Lingkungan yang seperti apa? Bagaimana komunikasi antarpribadi itu? Apa saja faktor yang mendukung terjalinnya komunikasi antarpribadi? Dan sebenarnya kendala apa saja yang ditemui dalam komunikasi

Nampaknya  mudah ya berkomunikasi itu? Jawabannya, mudah. Asalkan dalam komunikasi bisa mencakup beberapa unsur.  Unsur pertama adalah komunikator,  ini yang dimaksud nya adalah siapa yang mengatakan, unsur kedua adalah  pesan, pada saat berkomunikasi itu ingin mengatakan apa, unsur ketiga sebagai komunikan, yaitu menyampaikan ingin pada  kepada siapa,  unsur ke empat,  efek dengan dampak/efek apa, dari komunikasi itu.

Baca Juga:  Tekad Kuat UIN Bandung Sukseskan Program Merdeka Belajar

Jadi  penulis bisa menyimpulkan secara sederhana bahwa proses komunikasi dimulai dari seorang (komunikator) membuat pesan yang kemudian menyampaikannya melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan (komunikan) yang menimbulkan efek tertentu.  Oleh karenanya pada waktu berkomunikasi pada orag lain antara komunikator dan komunikan hasil akhirnya akan mendapatkan dampak yang sesuai harapan.

Komunikasi Interpersonal

Penulis tertarik menulis tentang komunikasi interpersonal.  Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang yang bertatap muka, memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau non verbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya.

Selain itu komunikasi interpersonal merupakan model komunikasi yang paling efektif, komunikasi interpersonal adalah komunikasi manusia yang memiliki hubungan paling erat dan dianggap pula paling efektif dalam menjangkau proses penggalian informasi.

Contohnya , guru pada anak didiknya, orang tua dengan anaknya,  serta para dosen pembimbing dengan mahasiswa. Esensi komunikasi adalah untuk mencapai suatu kesepakatan .

Jadi, untuk berkomunikasi interpesonal yang efektif  harus dimulai dengan lima kualitas umum yang perlu dipertimbangkan, yakni keterbukaan, sikap empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan.

Harus ada keterbukaan di kalimat pendahuluan, komunikator memperlihatkan sikap empati, sikap mendukung, selalu bersikap positif pada lawan komunikasi dan dengan menggunakan bahasa yang disesuaikan.

Komunikasi Interpersonal yang Efektif

Dalam komunikasi interpersonal yang terpenting bukan intensitas dalam berkomunikasi, namun bagaimana komunikasi itu terjalin. Bagaimana komunikasi itu dapat berjalan dengan baik. Maka di sinilah perlu  adanya faktor-faktor  pendukung.  Beberapa faktor ini yang dapat  menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu  faktor percaya (trust), faktor sikap suportif, dan faktor sikap terbuka.

Baca Juga:  Bingung Pilih Program Studi? Ini 3 Keunggulan Jurusan Akuntansi

Mengembangkan kredibilitas merupakan tahap terakhir yang memerlukan terpenuhinya beberapa faktor-faktor untuk dapat tercipta komunikasi yang efektif.  Faktor tersebut adalah sebagai Kepercayaan, disini menjelaskan kepercayaan dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan.

Berdasarkan pengamatan penulis, kepercayaan dapat ditumbuhkan melalui penjelasan yang baik sehingga meminimalisir kesalahpahaman.  Menumbuhkan kepercayaan sangat penting dalam komunikasi karena kepercayaan merupakan jalannya  masuk untuk komunikasi menjangkau komunikan. Salah satu upaya untuk membangun kepercayaan adalah dengan menjaga kerahasiaan informasi.

Sikap mendukung.  Pentingnya faktor sikap saling mendukung/support  akan membuat sebuah permasalahan menemukan solusinya, membuat orang bertindak seperti yang diharapkan dan membuat orang dapat mengutarakan perasaanya dalam sebuah sharing dengan baik.  Maka dengan adanya saling percaya dan mendukung, maka akan terbentuk komunikasi interpersonal dengan baik membuka diri, akan memberi informasi atau menunjukkan jalan komunikasi sesuai dengan tujuan.

Pertama, Maka itu  dalam proses Komunikasi interpersonal penggalian informasi perlu  memperhatikan unsur-unsur sebuah komunikasi interpersonal yang efektif yaitu kepercayaan, sikap mendukung, sikap terbuka dan empati. Kedua, adapun Faktor-faktor pendukung komunikasi interpersonal terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari sendiri yang berupa kemampuan komunikasi, sikap dan penampilan. Sedangkan faktor eksternal adalah hal-hal yang ada diluar yaitu lingkungan.

Jangan lupa ketika orang tua, pendidik, pembimbing melakukan pendekatan komunikasi interpersonal, maka lakukanlah Ketika melakukan proses tanya jawab pada anak atau pada siapapun yang ingin menggali informasi hendaknya memperhatikan tempat untuk proses ngobrolnya/wawancaranya. Tempat ngobrol/wawancara sebaiknya merupakan tempat yang paling membuat anak  merasa nyaman sehingga tercipta hubungan yang harmonis.  Hubungan yang harmonis akan membuat anak atau siapapun dapat terbuka sehingga informasi yang disampaikan lebih valid.

Hendaknya kita mampu menempatkan diri pada peran dan posisi orang lain saat berkomunikasi. Hendaknya juga mampu menunjukkan sikap mendukung orang lain dalam berkomunikasi, sehingga mereka dapat menerima pendapat dan pandangan orang lain. Lalu mampu memandang positif terhadap diri sendiri dan orang lain dalam berbagai situasi.

Baca Juga:  Inilah Empat Kompetensi Masa Depan yang Harus Dikuasai

Komunikasi mampu melihat setara orang lain dengan diri sendiri dalam pengalaman, nilai, sikap, dan perilaku. Perlakuan seperti ini selain berfungsi sebagai pengembangan kepribadian (development) juga berfungsi sebagai pencegahan (preventif) yaitu untuk mencegah anak atau siapapun  merasa tak mampu berinteraksi dengan orang lain di berbagai sisi kehidupan.

Komunikasi adalah peroses yang berpusat pada pesan dan bersandar pada informasi, pengolahan pesan-pesan dengan tujuan menciptakan makna.  Apapun teori hubungan interpersonal yang digunakan,  kita akan melihat hal yang sama: hubungan interpersonal melibatkan dan membentuk kedua belah pihak.  Jadi Komunikasi interpersonal yang efektif diawali dari hubungan interpersonal yang baik.  Hubungan interpersonal antara dua orang baik itu antara orang tua dengan anak, atau antara pimpinan dengan bawahan adalah baik sehingga dapat menjadi modal terbangunnya sebuah komunikasi interpersonal yang efektif.  Kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar yang harus dimiliki seorang manusia.

Yang perlu diasah, apapun topik pembicaraan Anda dengan orang lain harus selalu menarik. Dan jangan lupa kemampuan mendengar Anda dan lawan bicara harus selaras, yang akhirnya masing-masing meninggalkan kesan baik pada lawan bicara. Maka hal ini akan cenderung lebih akbrab dengan lawan bicara. suatu tantangan juga agar mau mempelajari komunikasi yang baik untuk  mengimplementasikan dalam hidup di lingkungan sosial yang berbudaya, karenanya kita tidak hanya bisa mengontrol  fokus, persepsi dan emosi,  tapi kita juga harus menjadi ahli dalam berkomunikasi.

Wallahu a’lam bishawab. (*)