Sakawarga Indonesia Terpilih sebagai Finalis Global untuk Inovasi dalam Ketangguhan Iklim

KABARINDAH.COM, Jakarta- Yayasan Sakawarga Indonesia diumumkan sebagai salah satu dari 15 finalis global dalam ajang TECH4Resilience Challenge, yang diselenggarakan oleh Global Resilience Partnership (GRP) bekerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation dan Trafigura Foundation.

“Terpilih di antara para inovator global menegaskan keyakinan kami bahwa ketangguhan dimulai dari tingkat komunitas. Melalui AI dan kolaborasi, kami ingin setiap desa di Indonesia memiliki akses yang setara terhadap pengetahuan, konektivitas, dan kesiapsiagaan” ujar Alfan Kasdar, Direktur Eksekutif Yayasan Sakawarga Indonesia, minggu (19/10/2025).

Pengakuan ini diberikan atas komitmen Sakawarga dalam memanfaatkan teknologi untuk kebaikan publik serta memberdayakan masyarakat Indonesia agar lebih tangguh dalam menghadapi risiko iklim dan bencana.

Berdasarkan keberhasilan Proyek Internet Resiliency di Sukabumi yang menghubungkan desa-desa terpencil dan melatih tim relawan tanggap bencana, Sakawarga mengembangkan E-CBAT, sebuah chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) yang membantu masyarakat mempersiapkan diri dan merespons bencana secara mandiri.

Berbasis pada platform AtmaGo, yang kini memiliki lebih dari 10 juta pengguna, E-CBAT mengolah kearifan lokal dan data komunitas menjadi panduan waktu nyata untuk simulasi bencana, akses SOP, serta pemetaan risiko. Inovasi ini menunjukkan bagaimana AI dapat memperkuat bukan menggantikan pengetahuan dan solidaritas lokal dalam membangun ketangguhan masyarakat.

Sebagai finalis, Sakawarga bergabung dengan jejaring inovator global yang akan menerima pendampingan, peningkatan visibilitas, dan dukungan kesiapan investasi dari GRP serta para mitranya. Para pemenang akan diumumkan pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30), di mana masing-masing akan menerima hibah hingga 50.000 dolar AS untuk memperluas dampaknya.

Lebih dari sekadar kompetisi, pencapaian ini mencerminkan semangat kolaborasi global bahwa teknologi seharusnya melayani kepentingan publik dan memperkuat kapasitas masyarakat untuk bertindak menghadapi risiko iklim.

Di Sukabumi, tempat Sakawarga telah melaksanakan uji coba jaringan komunitas digital, hasil positif mulai terlihat mulai dari peningkatan komunikasi peringatan dini, kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, hingga munculnya peluang mata pencaharian digital baru yang mampu mengurangi kerentanan ekonomi.

Seiring perjalanan Sakawarga dalam TECH4Resilience, inovasi ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak komunitas di seluruh Indonesia. Upaya ini sekaligus menjadi inspirasi bahwa dengan kearifan lokal dan dukungan teknologi, setiap desa dapat berdiri tangguh menghadapi tantangan perubahan iklim. Atep Maulana