Pojok  

Penguasa, Ring Satu, dan Satu Ring

Oleh Dr. Budi Santoso
(Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta)

 

Menembus kepala penggede, penguasa atau pemimpin itu butuh usaha ekstra. Bagaimana maksud tertentu sesuai kepentingannya dapat sampai ke kepala penggede dan mempengaruhi hasil keputusan sang penggede.

Penggede atau orang berkuasa di berbagai level organisasi perusahaan, kerajaan, lembaga negara, sampai level RT, selalu ada saja yang ingin mendekati untuk maksud atau kepentingan tertentu. Dan untuk menembus keinginan sampai di kepala penguasa sungguh tidak mudah.

Sang penguasa selalu dikelilingi orang yang dekat, berada dalam lingkarannya. Istilah saya, menyebutnya dengan orang ring satu dan orang dalam satu ring.

Baca Juga:  Erick Thohir, Visi Futuristik dan Generasi Muda Indonesia

Artinya, orang ring satu adalah orang yang sehari-hari bekerja bersama dalam lingkaran sang penguasa. Hampir setiap hari bertemu dalam urusan pekerjaan. Orang-orang dalam ring satu, sering mampu mempengaruhi keputusan, karena sering diminta nasihatnya.

Sedangkan orang yang satu ring, adalah orang yang berada dalam lingkaran penguasa, orang yang berada dalam kehidupan pribadi sang penguasa. Kelompok ini dapat memiliki hubungan keluarga, teman main gundu, pelatih golf, supir, tukang pijit, guru spiritualnya atau lainnya. Dan konon orang-orang ini kadang dapat juga digunakan untuk mempengaruhi sebuah keputusan juga.

Dalam berbagai cerita tentang upaya orang yang berkepentingan mewujudkan keinginannya, orang ring 1 dan satu ring , sering dapat dijadikan “jembatan” untuk mendekati pimpinan.

Baca Juga:  Islam Berkemajuan dan Gerak Nyata Perubahan

Seberapa efektifkah mempengaruhi kekuasaan melalui pendekatan ini? ya tergantung cara mengolahnya.

Saya sering melihat foto di ruang kerja seseorang yang sukses, di ruang kerjanya terpampang foto bersama dengan seorang penggede, sedang memancing, ngopi dan golf bersama, nampak santai dan sumringah.

Kemudian ada juga seorang pengusaha yang memajang foto bersama penggede yang sama ketika sedang salaman, rapat dinas, berpakaian lengkap dengan wajah serius. Dan kadang foto tersebut dipajang Dimana-mana bahkan di medsosnya.

Dari kedua jenis foto tersebut, kita dapat mengetahui melalui pintu mana yang dimasuki oleh masing-masing pengusaha tersebut. Apapun juga, kedua pengusaha tersebut memang orang yang “berprestasi” karena dapat mendekati penggede.

Baca Juga:  Stereotype dan Xenophobia

Ketimbang banyak orang hanya memajang foto Lee Min Ho, atau Arnold Schwarzenegger di ruang kerjanya. Kesimpulannya, ketika pintu depan kantor tertutup, masih ada pintu dapur yang terbuka. Selalu ada pintu terbuka bagi orang yang berusaha. (*)