Oleh Dr. Budi Santoso
Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
Menyelesaikan persoalan rumit kadang sederhana, kalau kita tidak fokus kepada masalahnya saja, tetapi fokus kepada solusi. Itu kata orang pintar.
Sehingga persoalan yang dianggap rumit dan canggih dapat diselesaikan dengan cara sederhana. Kata bijak ortu kita, tidak ada rotan akar pun berguna.
Konon ketika ilmuwan NASA di Amerika Serikat kebingungan menggunakan pulpen untuk menulis di luar angkasa, karena tintanya tidak keluar, akibat perbedaan tekanan. Katanya, negara Adidaya itu telah menggelontorkan dana sebesar 120 juta dollar untuk mencari solusi agar tinta keluar dari pulpen di luar angkasa.
Namun orang Rusia punya solusi sederhana. Mereka hanya mengganti pulpen sebagai alat tulis dengan pensil, untuk para astronotnya atau kosmonotnya.
Masih banyak contoh kita memecahkan masalah yang konon rumit, namun diselesaikan dengan solusi sederhana.
Kata orang sekolahan, model atau cara mencari solusi dengan gaya seperti orang “bego”, sering disebut KISS (Keep It Simple Stupid).
Ketika kehidupan kita yang sedang dirundung masalah, sering kita tenggelam dan bergumul dengan masalahnya, bukan pada solusinya.
Kita sering mencari solusi dengan bahan yang tidak dimiliki. Seperti ketika mau berwirausaha, banyak dari kita terlebih dahulu memajang dan menjembreng masalahnya.
Kita selalu senang bicara masalah dan halangannya, ehingga sering membuat “nyali” ciut untuk para Wirausaha baru, bermental Cere. Akibatnya banyak yang langsung membatalkan niatnya, sebelum berbuat apa-apa.
Kalau kita pergi jalan-jalan ke desa, banyak orang desa sangat arif membuat solusi sederhana yang efektif dalam permasalahan hidupnya, membuat kita yang konon orang kota dan sekolahan terkagum-kagum. Solusi-solusi sederhana mengatasi masalah kehidupannya.
Orang Badui membuat jembatan dari akar pohon, membuat talang air dari bambu dan berbagai pemanfaatan barang yang ada untuk mengatasi persoalan yang terjadi.
Kita sering mempersulit diri, menyelesaikan sesuatu dengan “kalau”. Persoalan selesai kalau ada ini dan itu. Dan konyolnya untuk mengumpulkan ” kalau” ini saja sudah menjadi masalah tersendiri.
Kata orang pintar, lebih baik mikir saja dengan apa yang ada, jangan mikir yang tidak ada. Mikir saja yang kita punya, jangan memikirkan yang tidak punya. Kecuali kita tidak punya pikiran. (*)