Pojok  

Memaknai Hari Ibu

Oleh Mia Sari Novianti MPd | Guru PAI SMK IT Al-Junaediyah Cisaat Sukabumi

Hari Ibu diperingati pada setiap 22 Desember. Seyogyanya, sebagai seorang anak, kita harus selalu berbakti dan senantiasa menyayangi ibu, semenjak kecil sampai dewasa. Memberikan yang dibutuhkan dan merawatnya. Jadi, memberikan kasih sayang dan hadiah, tidak harus menunggu 22 Desember. Karena, berbakti kepada ibu itu hukumnya wajib, sebagaimana diterangkan dalam Alquran Surah Lukman (14).

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS Luqman: 14).

Baca Juga:  Media Sosial, Niat dan Self-Control

Penjelasannya, menurut tafsir ringkasan Kemenag, yakni, “Dan, Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama ibu. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah seiring makin besarnya kandungan dan saat melahirkan, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Jika demikian, bersyukurlah kepada-Ku atas nikmat yang telah Aku karuniakan kepadamu dan bersyukurlah juga kepada kedua orang tuamu karena melalui keduanya kamu bisa hadir di muka bumi ini. Hanya kepada Aku tempat kembalimu dan hanya Aku yang akan membalasmu dengan cara terbaik.”

Berbakti kepada kedua orang tua, untuk anak yang masih bersekolah, bukan dengan memberi uang, namun dengan menaati nasihat mereka, menjadi anak yang saleh, membantu ibu menyelesaikan pekerjaan rumah, serta mandiri, sehingga tidak selalu merepotkan mereka.

Baca Juga:  Uang, Kesuksesan, dan Akumulasi Kemampuan

Bila seorang anak sudah bekerja, sesekali tengoklah orang tua dan tidak membebani mereka dengan masalah-masalah yang kita hadapi. Seorang anak hendaknya tidak menjadi beban pikiran orang tua, yang dapat membuat mereka sakit. Selalu membuat mereka tenang. Berbakti kepada orang tua yang meninggal pun masih bisa dilakukan dengan selalu mendoakan mereka.

Dalam kitab tafsir Al- Qashashi jilid IV karya Sofyan Hadi, Hadis Rasulullah SAW, sebagai berikut:

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR Bukhari )

Baca Juga:  Tahun Baru: Ruang Baru untuk Berbuat Kebajikan

Seorang ibu disebut tiga kali dalam hadis di atas. Itu karena seorang ibu melewati fase-fase sulit dalam mengandung anak. Hamil, melahirkan dan menyusui.
Semoga kita sebagai umat Islam, senantiasa berbakti dan mendoakan kedua orang tua kita. (***)