KABARINDAH.COM, Bandung — Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UM Bandung sukses menggelar Open House Motek Art di selasar lobi utama dan lantai 5 UM Bandung pada Sabtu (15/07/2023).
Hadir pada acara tersebut para mahasiswa hingga para pengelola pendidikan di Kota Bandung. Beragam kegiatan mulai dari pameran akademik, gelar wicara, dan lokakarya memeriahkan acara tersebut.
Ketua Pelaksana Kegiatan Rizka Saputri mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dalam rangka menyemarakan transformasi pendidikan Indonesia episode 22 oleh Kemendikbudristek.
Pada episode kali ini, Kemendikbudristek membahas seputar ”Kebijakan yang Mendasari Transisi PAUD ke SD/MI/Sederajat yang Menyenangkan”. ”Ini menjadi tanggung jawab kita sebagai akademisi untuk berkontribusi nyata dalam menerapkan kebijakan tersebut,” ucap Rizka.
Nama Motek Art pada Open House ini sendiri merupakan kepanjangan dari menyenangkan, authentic, technopreneurial, dan art. Ia mengatakan bahwa Motek Art berasal dari bahasa Sunda yang memiliki arti ”anak yang ingin belajar”.
Oleh karena itu, dirinya berharap melalui kegiatan seperti ini bisa menjadi pembelajaran menyenangkan. ”Jadi, melalui acara ini kami harapkan bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi anak usia dini,” tutur dosen PIAUD ini
Rizka juga mengatakan, kegiatan tersebut menjadi jawaban dari adanya miskonsepsi pembelajaran yang terjadi di PIAUD dan SD. ”Kita juga mengharapkan dapat memberikan insight baru untuk para mahasiswa bagaimana memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik,” kata Rizka.
Menggunakan musik
Hadir sebagai narasumber yakni dosen PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia Leli Kurniawati. Leli mengatakan bahwa musik bisa menjadi strategi pembelajaran literasi yang efektif bagi anak usia dini.
”Musik bisa menstimulus anak agar memiliki ketertarikan untuk membaca, menulis, maupun menghitung,” ungkap Leli.
Selain itu, musik juga menurut Leli dapat membantu perkembangan sisi kognitif pada anak. ”Semoga mahasiswa bisa lebih kreatif lagi untuk menciptakan model pembelajaran melalui lagu yang lebih menarik,” jelasnya.
Bahan ajar jadi kunci
Narasumber lainnya yakni Penilik Bina PAUD Disdik Kota Bandung Beben Mulyana hadir sebagai narasumber. Beben menjelaskan bahwa para guru perlu menyusun bahan ajar untuk anak-anak agar mereka bisa semangat dan lebih menyenangkan ketika belajar.
Menurut Beben, bahan ajar menjadi salah satu kunci penting suksesnya proses pembelajaran di kelas karena terkait dengan kreativitas anak didik. ”Anak-anak akan meningkat kreativitasnya ketika bahan ajar yang disampaikan oleh guru itu menyenangkan,” imbuh Beben.
Para peserta pun sangat antusias dengan materi yang disampain narasumber pada seminar ini. Salah satuny disampaikan oleh Guru SD Muhammadiyah 7 Kota Bandung Nita Qonitatin Hasna SPd.
Nita mengaku banyak mendapat informasi dan pengalaman baru soal pendidikan termasuk soal bahan ajar. ”Kita bisa tahu bahan ajar yang tepat bagi anak agar tidak merasa takut ketika masuk ke sekolah dasar,” terang Nita.***(FK)