Metode Creative Thinking Learning dalam Menghafal Al-Qu’ran dengan Metode Daring

Oleh Dida Nursida, MPd
(Magister Pendidikan STAI Sukabumi)

Mempelajari Al-Qur’an menjadi kewajiban bagi umat Islam. Sebab, Al-Qur’an merupakan pedoman hidup untuk menuju kehidupan yang kekal yaitu alam Akhirat. Kemurnian Al-Qur’an tetap terjaga sepanjang masa. Hal itu menjadi pemicu kepada umat islam untuk mengamalkan Al-Qur’an dengan cara menghafalnya.

Menghafal Al-Qur’an sangat penting bagi setiap Muslim karena ayat-ayatnya dibaca dalam setiap ibadah shalat, baik ibadah shalat wajib maupun shalat sunnah. Hal itu merupakan perbuatan yang sangat mulia, baik dihadapan manusia terutama dihadapan Allah SWT. Banyak keutamaan maupun manfaat yang diperoleh dari sang penghafal Al-Qur’an.

Era pandemi Covid-19 bukanlah penghalang bagi umat Islam untuk menghafal Al-Qur’an. Hal tersebut dibuktikan para santriwati Tahfizh Camp Putri Ponpes Daarul Qur’an yang berlokasi di Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Dalam kondisi pandemi mereka tetap menghafal Qur’an, yaitu dengan setoran hafalan secara Daring. Tak heran apabila pesantren ini menjadi salah satu incaran para calon penghafal Al-Qur’an yang datang dari berbagai wilayah. Pesantren ini menghasilkan para hafizhah yang berkualitas dengan masa belajar maksimal dua tahun.

Baca Juga:  FAI Unsil Tasikmalaya Gelar Workshop dan Sertifikasi Zahir Accounting Bareng PT Zahir Internasional

Setiap santri harus memiliki daya kreatif yang tinggi. Terutama dalam menghasilkan hafalan Al-qur’an. Kreatif berasal dari kata “to create‟ yang artinya membuat. Dengan kata lain, kreatif adalah kemampuan seseorang untuk membuat sesuatu, apakah itu dalam bentuk ide, gagasan, pola, rancangan, langkah atau produk.

Menurut Hulbeck yang dikutip oleh Ngainun Naim, “creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Pernyataan tersebut memiliki definisi bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya atau tempat ia berada.

Pada dasarnya, metode Creative Thinking Learning dalam menghafal Alquran merupakan suatu pola pembelajaran yang memfasilitasi para santriwati untuk menggunakan akal atau ide dalam sebuah proses pembelajaran sebagai upaya untuk memecahkan sebuah permasalahan dalam belajar.

Pada proses metode creative thinking learning dalam menghafal alquran dengan metode daring, santriawati belajar secara pembelajaran daring dan menghafal Al-Qur’an dengan segala sesuatunya diserahkan secara mandiri kepada santriawati agar mampu creative dan berpikir sendiri. Pihak pondok pesantren hanya memberikan arahan dan menyediakan platform untuk dimanfaatkan oleh santriawati. Seperti menyetorkan hafalan Qur’an dengan melalui Whatsap, google meet, zoom dan lain-lain.

Baca Juga:  Kedekatan dengan Al-Quran Bisa Menjadikan Penghafalnya Punya Kualitas Diri yang Mumpuni

CTL dalam menghafal Al-Qur’an terutama apabila diterapkan di Pondok Pesantren sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa, lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian dari santriwati dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online.

Dalam hal CTL Al-Qur’an memuat banyak ayat inspiratif kurang lebih 604 ayat yang mendorong kita berpikir secara cerdas dan kreatif, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Ghasiyah, ayat: 17-18, yang artinya: “Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? Dan langit, bagaimana ditinggikan?”

Kemampuan berpikir kreatif didukung oleh faktor internal santriwati, yakni kemampuan intelektual yang memadai, motivasi dan intelegensi. Dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, sikap rasa ingin tahu santriwati harus ditumbuhkan, memberi tantangan pada santriwati sehingga tumbuh rasa ketidakpuasan terhadap yang ada, dan menumbuhkan keyakinan bahwa masalah pasti dapat dipecahkan serta melatih cara memecahkan masalah tersebut.

Baca Juga:  ISEI dan FEB UMBandung Gelar Webinar Kedaulatan Pangan

Di era pandemi Covid-19 untuk lebih cepat dalam menghafal Al-Qur’an bagi santriwati di Tahfizh Camp putri ini dengan cara menerima materi dari gurunya lalu oleh santri di olah dengan cara mencari ayatnya, mencari terjemahnya bahkan penjelasannya dengan fasilitas internet yang bisa diakses kapan saja, sehingga memudahkan bagi santriwati dalam menghafal Al-Qur’an di rumahnya masing-masing.

Oleh karena itu metode Creative Thinking Learning ini bisa diterapkan bagi siapa saja yang ingin menghafal Al-Qur’an di masa Covid-19 ini. Tentu agar kita semua menjadi manusia-manusia yang dilibatkan oleh Allah SWT dalam menjaga dan memelihara Al-Qur’an.