Oleh Ratna Juwita MPd
Magister Pendidikan STAI Sukabumi
Mengapa manusia seringkali mengeluh? Hampir tidak ada manusia yang tidak pernah mengeluh. Hal itu seringkali terjadi karena kenyataan yang dihadapi tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Rasa sakit yang dirasakan hati sebenarnya bukan dari kenyataan yang menimpanya, namun lebih disebabkan karena tidak terima dengan kenyataan yang didapatkan. Akibatnya, manusia selalu mengeluh atas atas segala hal yang tak sesuai harapannya.
Begitulah manusia. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia bekeluh kesah. Apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang orang yang mengerjakan shalat, yang tetap mengerjakan shalatnya” (QS al-Ma’arij: 19-22).
Mengeluh adalah sifat alamiah manusia. Yang terpenting bagaimana sikap kita ketika hati mengeluh. Di kala beban yang ditanggung terasa lebih besar dan berat dibanding yang lain, sadarilah itu karena Allah melihat kita lebih kuat dibanding yang lain. Tekanlah hati agar tetap ikhlas menjalani apa yang telah Allah putuskan. Jangan mudah merasa lelah dan frustrasi. Yakinlah, semua akan indah pada waktunya.
Maka dari itu, Allah SWT memerintahkan hambanya senantiasa bersabar menghadapi berbagai masalah. Orang-orang yang bersabar senantiasa dekat dengan Allah SWT dan bersungguh-sungguh menggapai impiannya. Jika tidak ada kesungguhan dan berupaya untuk bangkit alias pasrah dengan keadaan, maka selamanya akan terus dalam keadaan tidak berdaya.
Secara tidak langsung, orang yang mengeluh akan memancarkan energi negatif yang luar biasa. Ketika mengeluh, hati akan semakin keruh, tidak jernih. Sehingga membutakan nurani/Qolbu untuk mensyukuri nikmat yang Allah SWT limpahkan.
Orang yang paling banyak mengeluh sudah tentu hatinya akan dipenuhi emosi-emosi negatif. Sehinga, tanpa disadari dengan energi negatif itu akan menurunkan kinerja terbaik yang seharusnya dilakukan. Hal ini bisa mengakibatkan hidup jadi tidak tentram dan terus dalam keterpurukan.
Oleh karena itu, ada 5 cara agar hidup menjadi tenteram:
- Don’t Worry. Jangan terlalu banyak khawatir dan risau. Kerjakan apa yang bisa kita kerjakan dan bertawakal kepada Allah SWT.
- Don’t Hate. Hati yang penuh kebencian membuat kita sempit, namun sebaliknya hati yang dipenuhi kasih sayang dan kesabaran membuat kita lapang.
- Give More. Banyaklah memberi. Tangan di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Banyak memberi atau beramal akan membuat kita merasa bahagia.
- Expect Less. Jangan berharap kepada manusia, tapi berharaplah hanya kepada Allah SWT. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Aku sudah merasakan semua kepahitan hidup dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia”.
- Live Simply. Hiduplah dengan sederhana. Merasa cukup dan terus bersyukur. Bukan bahagia yang membuat kita perlu bersyukur, namun rasa syukurlah yang membuat kita bahagia.
Dengan lima cara itu, bangkitkan semangat dengan tidak berkeluhk esah. Jadikan Rasulullah SAW sebagai teladan yang penuh kesederhanaan, hati dan jiwanya paling baik, pikiran paling cemerlang dan fisiknya paling sehat, beribadah ikhlas karena Allah SWT.