KABARINDAH.COM, JAKARTA – Komisaris PT Bukalapak com Tbk (BUKA), Yenny Wahid angkat bicara soal layanan syariah di perusahaan e-commerce itu. Putri mantan Presiden RI mendiang Abdurrahman Wahid (Gusdur) ini mengatakan Bukalapak sudah masuk ke dalam arus untuk bisa melayani pembelian atau penjualan berbasis syariah.
“Secara umum, jual-beli transaksi masuk kategori syariah. Dalam hal ini Bukalapak sudah ikut arus, bisa melayani pembelian atau penjualan barang-barang berbasis syariah,” kata Yenny dalam Konferensi Pers IPO Listing Bukalapak, Jumat (6/8/2021).
Dia menjelaskan saat ini secara global, industri syariah mengalami peningkatan luar biasa. Nilainya juga sangat tinggi saat ini yang menurutnya mencapai US$ 3 triliun.
Secara ekosistem, kata dia, industri syariah di Indonesia masih bisa ditingkatkan. Yenny mengatakan Bukalapak bisa memfasilitasi produk syariah, misalnya menguatkan penyedia produk supaya bisa menciptakan produk tersebut.
“Lewat mitra-mitra kita, kita bisa men-encourage mereka untuk mempresentasikan produk berbasis syariah,” ungkap perempuan bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh ini.
Sebagai informasi, Bukalapak secara resmi telah tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) di papan pengembang pada Jumat pagi ini (6/8/2021). Buka memiliki raihan dana penawaran umum saham perdana sebesar Rp 22 triliun, menjadi yang terbesar sepanjang sejarah BEI.
Berdasarkan data resmi BEI, jumlah saham BUKA yang dicatatkan 103.062.019.354 saham. Terdiri atas 77.296.514.554 saham pendiri dan penawaran umum 25.765.800 saham. Harga saham perdana yakni Rp 850/saham.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama BUKA, Rahmat Kaimuddin mengatakan seluruh dana tersebut akan digunakan sebagai modal kerja bagi perseroan dan juga entitas anak. Selain itu perusahaan juga akan berfokus pada pengembangan sektor UMKM.
“Dengan cara memberdayakan UMKM, bisnis lebih maju, volume lebih tinggi, proses lebih modern, dan channel lebih banyak,” kata Rahmat.
Dia juga menyinggung alasan untuk listing di Indonesia. Menurutnya alasannya sangat simpel yakni BUKA merupakan perusahaan Indonesia dan juga seluruh stakeholder-nya juga ada di Tanah Air.
Dia juga mengatakan pasar modal Indonesia masih jarang melihat perusahaan teknologi, namun paling tempat untuk listing ada di Indonesia.
“Jadi sesuatu yang sangat kita syukuri dan semua mendukung. Belajar banyak dari proses ini, alhamdulillah so far prosesnya bisa dibilang sukses dan lancar,” ungkapnya.