KABARINDAH.COM, Sukabumi–Komisi III DPRD Kota Sukabumi menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara Event lari bertajuk OsteoRun 7,5 Km pada Selasa (7/10/2025) lalu. Dalam momen itu terungkap penyelenggara event tersebut tidak profesional.
Seperti diketahui, event lari OsteoRun 7,5 Km digelar di Plaza Balai Kota Sukabumi pada Ahad (5/10/2025) berakhir kisruh. Sebab, para peserta terlihat menggeruduk panggung acara untuk menyampaikan protes kepada panitia salah satunya karena tidak mendapatkan medali sehingga viral di media sosial.
OsteoRun itu digelar dalam rangka memperingati Hari Osteoporosis Nasional (HON) 2025. Biaya pendaftaran dipatok Rp 165 ribu untuk kategori umum dan Rp 55 ribu untuk pelajar.
” Prihatin dengan kegiatan peringatan Hari Osteoporosis Nasional di depan balai kota terjadi kisruh,” ujar Anggota Komisi III DPRD Kota Sukabumi Danny Ramdhani, Rabu (8/10/2025). Berharap apapun penyelenggaraannya even yang bertaraf tingkat kota dijalankan secara profesional dan bertanggungjawab.
Dari hasil RDP dengan penyelenggara kata Danny, kisruh kemarin dititikberatkan pada tidak adanya medali. Di mana, setelah dilakukan penelusuran percetakan yang mendapatkan order namun tidak profesional dan berimbas pada viralnya kejadian.
” Penyelenggara baik vendor atau pihak ketiga bisa lebih hati-hati karena membawa nama baik kota,” ungkap Danny yang juga Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Sukabumi. Ia berharap ada keterbukaan dan kejujuran semua pihak termasuk dari Ketua Perwatusi bahwa ia juga terlibat dalam acara lari.
Jangan sampai lanjut Danny, seolah-olah ketua Perwatusi menampilkan diri tidak terlibat dan menjadi pahlawan. ” Silahkan dengan kedewasaan menyelesaikan masalah internal antara kepanitiaan perayaan HON dengan panitia lari,” imbuhnya.
Sebab, jangan hanya ditanggung ketua panitia lari atas nama Raihan. Sebab, untuk biaya pendaftaran lari pun disetorkan ke dua nomor rekening baik Perwatusi maupun ketua panitia Osteorun.
” Dinas Kepemudaan, Pariwisata, dan Olahraga (Disporapar) harus memantau masalah ini dan ada audit dua kepanitiaan,” ungkap Danny. Selain itu segera print out rekening koran pendaftaran event lari yang masuk ke ketua perwatusi dan panitia lari.
Danny menuturkan, selama ini event di Kota Sukabumi telah dilakukan secara profesional. Namun, ke depan lebih hati-hati dan apabila ada kisruh akan mencoreng nama baik Kota Sukabumi.
Apalagi, untuk event yang digelar di depan Balai Kota Sukabumi. ” Event apapun dinas yang terkait melakukan pengawasan dari A hingga Z,” jelasnya. Riga Nurul Iman