KABARINDAH.COM — Berdasarkan data gangguan indera penglihatan di Indonesia yang bersumber dari Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016, prevalensi kebutaan terjadi pada penduduk yang berusia 50 tahun ke atas adalah sebesar 3,0 persen atau berjumlah sekitar 7,8 juta penduduk Indonesia.
Angka Prevalensi ini jauh di atas standar kebutaan menurut WHO sebesar 0,5 persen. Atas dasar inilah maka pembangunan fasilitas kesehatan mata berbasis wakaf sangat dibutuhkan agar Indonesia terhindar dari tsunami katarak dan kebutaan mata. Selain itu, masalah besar yang ada di Provinsi Banten yaitu mengenai tingginya angka kemsikinan yang mencapai 5 persen dari total penduduk yang ada di Provinsi Banten.
Memperingati milad RS Mata Achmad Wardi yang ke-4 tahun mengabdi, RS Mata Achmad Wardi mengajak LAZ Nasional se-Banten untuk berkolaborasi dalam program sosial yang diadakan oleh RS Mata Achmad Wardi dengan tema Banten Melihat 2021 pada Rabu (3/3).
Kegiatan tersebut di hadiri oleh beberapa LAZ Nasional yang diantaranya, Dompet Dhuafa Banten, Laz Harfa, Yatim Mandiri, BMH, NH, ACT, Rumah Zakat, dan WIZ. Forum ini juga di hadiri oleh ketua Baznas Provinsi Banten yaitu Prof. Dr.H.E. Syibli Syarjaya, L.M.L.,M.M. Beliau mengatakan “Saya harap forum ini bisa kita sama-sama memberikan kemanfaatan yang luas untuk masyarakat. Selain itu edukasi mengenai wakaf produktif menjadi salah satu hal yang perlu kita gaungkan bersama-sama, agar masyarakat sadar bahwa wakaf memberikan banyak kemanfaatan untuk umat . Oleh karenanya mari kita bersinergi dengan semua stackholder dan pemangku perzakatan ini kita Bersatu. Insya Allah jika kita bersatu semua akan dimudahkan”.
Semua Lembaga Zakat sangat antusias dalam forum ini, bahkan semua Lembaga Zakat yang hadir pada hari ini memberikan argument yang sangat positif terutama program yang akan dikolaborasikan antara RS Mata Achmad Wardi dengan seluruh Lembaga Amil Zakat Nasional se-Banten. Kehadiran RS Mata Achmad Wardi ini menjadi salah satu portofolio yang nyata untuk kita sebarkan luas ke masyarakat. Wakaf bukan hanya Masjid, Makam dan Madrasah, tetapi Wakaf juga bisa di produktifkan dan dikelola agar terus bertambah kebermanfaatanya untuk masyarakat luas.
Ikut serta Universitas Faletehan dalam forum ini, memberikan sebuah gambaran baru mengenai kesadaran masyarakat banten akan sampah. RS Mata Achmad Wardi berinisasi dalam program Lingkungan melihat, dimana program ini untuk memberikan edukasi dan nilai ekonomis bagi masyarakat. Oleh karena itu pemberdayaan untuk pengelolaan sampah perlu di perhatikan agar Banten bebas sampah. “Kalau kita lihat di pasar, pinggir jembatan banyak sekali sampah yang berserakan. bahkan sampah yang kita buang itu seharusnya kita pilah terlebih dahulu sebelum di buang, sebab sampah merupakan permasalahan yang perlu kita atasi bersama”. Ujar Dini Daningrum selaku dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Faletehan.
Harapan kedepan kolaborasi ini akan terus berkelanjutan, bahkan kita terus bersama-sama untuk memberikan manfaat dan mampu memeberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan fasilitas Kesehatan terutama keluhan mengenai penyakit mata. Ujar dr Moh. Badrus Sholeh, M.Kes selaku Direktur Utama RS Mata Achmad Wardi BWI-DD.