Kabar  

PMI Gencarkan Pelatihan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Nasional

KABARINDAH.COM, Jakarta–Palang Merah Indonesia (PMI) menggelar Pelatihan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) tingkat nasional secara daring, pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2025 mendatang.  Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Sekolah dan Masyarakat Tangguh yang dijalankan PMI bekerja sama dengan Japanese Red Cross Society (JRCS) serta Sekretariat Nasional SPAB.

Sebanyak 916 peserta dari berbagai daerah di Indonesia ambil bagian dalam pelatihan ini, setelah lolos seleksi dari lebih dari 1.500 pendaftar. Pelatihan secara resmi dibuka oleh Kepala Markas PMI Pusat, Arifin Muh Hadi, yang menyampaikan, kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kapasitas SDM PMI di bidang pendidikan kebencanaan.

“ Pelatihan ini bertujuan menyiapkan sumber daya manusia PMI yang kompeten, khususnya dalam konteks membentuk fasilitator SPAB,” ujar Arifin. Para peserta dibekali beragam materi penting, mulai dari pengantar SPAB sesuai kebijakan nasional dan provinsi, kepalangmerahan, pengurangan risiko bencana (PRB), penilaian mandiri awal, hingga penyusunan protap kedaruratan dan simulasi bencana.

PMI pusat kata Arifin, berkomitmen tinggi untuk membangun SPAB di Institusi Pendidikan Dasar dan Menengah serta kampus Perguruan Tinggi. “Dulunya sebelum Tsunami Aceh 2004, PMI memasukan Sekolah Siaga Bencana terintegrasi dengan Program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat. Saat ini SSB bertransformasi menjadi SPAB,” katanya

Baca Juga:  Entaskan Kemiskinan, Pemkot Sukabumi Sosialisasikan Perwal Soal Kriteria Kemiskinan

Arifin menyampaikan, di awal tahun ini PMI bekerjasama dengan Seknas SPAB telah melaksanakan Pelatihan dan sertifikasi SPAB.

Kepala Perwakilan JRCS untuk Indonesia, Teuku Awaluddin, mengapresiasi antusiasme peserta dan sinergi lintas sektor dalam upaya membangun ketangguhan sektor pendidikan terhadap bencana. “Kami bangga dari ribuan pendaftar, 916 peserta berhasil lolos, termasuk 50 peserta dari Kabupaten Sukabumi dan Jember, dua wilayah yang menjadi lokasi pilot project saat ini,” jelasnya.

Mereka terdiri dari guru-guru sekolah sasaran program serta relawan PMI. ” Ini menjadi bukti komitmen kuat PMI dalam meningkatkan kesiapsiagaan di sektor pendidikan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Teuku Awaluddin turut memperkenalkan tim JRCS yang mendampingi pelatihan, yaitu Yana Maulana, staf senior sekaligus konseptor program SPAB, dan Yuki Yajima, Program Adviser dan perawat senior JRCS di Indonesia.

Teuku Awaluddin menambahkan, pelatihan gelombang kedua dan ketiga, termasuk melakukan Sertifikasi SPAB yang bekerjasama dengan BNSP dan LSP PMI sedang dirancang dan akan melibatkan peserta dari internal PMI maupun mitra eksternal, khususnya Guru-Guru. Ia juga menyampaikan kerja sama antara JRCS dan PMI telah terjalin sejak 2005 lalu, dimulai dari operasi tsunami Aceh hingga pelaksanaan program pengurangan risiko bencana di berbagai wilayah Tanah Air.

Baca Juga:  Dukung Aktivitas Belajar di Sekolah, Polres Sukabumi Kota Bagikan Puluhan Paket Makan Bergizi

Pelatihan ini turut menghadirkan narasumber dari Sekretariat Nasional SPAB, Jamjam Muzaki, yang memaparkan arah kebijakan nasional, capaian pelaksanaan, serta strategi implementasi SPAB di tingkat daerah.

Ia menjelaskan pelaksanaan program SPAB saat ini didasarkan pada Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019 dan diperkuat oleh Peraturan Sekretaris Jenderal Kemdikbudristek Nomor 6 Tahun 2023, yang memuat petunjuk teknis penyelenggaraan SPAB secara menyeluruh dan terstruktur. “Melalui regulasi tersebut, kita memiliki kerangka kerja yang jelas dan komprehensif untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program SPAB di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Mulai dari penjabaran tanggung jawab kementerian, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan dalam setiap fase kebencanaan, baik prabencana, saat bencana, maupun pascabencana. Hingga pengaturan tentang Sekretariat SPAB, mekanisme pendanaan, pelibatan masyarakat, serta pemantauan dan evaluasi program secara berkala.

Jamjam menambahkan, dalam Rencana Strategis Penanggulangan Bencana 2024–2029, terdapat tiga program prioritas utama SPAB yang akan difokuskan pada tahun 2025, yaitu peningkatan mitigasi dan kesiapsiagaan di satuan pendidikan sebagai respons terhadap perubahan iklim yang semakin intens. Berikutnya pengurangan jumlah korban serta gangguan terhadap layanan pendidikan akibat bencana, dan pemulihan satuan pendidikan terdampak secara cepat dan menyeluruh.

Baca Juga:  Genjot Capaian PBB-P2, Aparat Wilayah Kota Sukabumi Jemput Bola ke Warga

“ Target kami bukan hanya angka, tapi dampak nyata bagi ketangguhan pendidikan. Kami menargetkan 7,5 juta siswa mendapatkan edukasi kesiapsiagaan, 50 ribu guru dan relawan tergabung dalam program,” kata Jamjam. Serta pembentukan 2.100 fasilitator SPAB di 90 kabupaten/kota pada 10 provinsi prioritas.

Jamjam juga menegaskan, seluruh strategi tersebut akan didukung dengan pendekatan inovatif dan kolaboratif. Seperti simulasi bencana serentak di sekolah, pembentukan tim siaga, penguatan sistem informasi SPAB, serta monitoring dan evaluasi berbasis data.

Menutup pernyataannya, Jamjam menekankan pentingnya sinergi multipihak dalam keberhasilan program ini. Termasuk kontribusi PMI, JRCS, pemerintah daerah, dan mitra internasional yang selama ini telah konsisten mendukung penguatan ketangguhan pendidikan di Indonesia. Atep Maulana