KABARINDAH.COM, Sukabumi–Pemkot Sukabumi menggenjot peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan memaksimalkan potensi yang asa. Salah satunya di sektor pangan dan peternakan dengan mendorong pelaku UMKM memproduksi abon daging sapi dan ayam dari hasil peternakan.
Hal ini mengemuka dalam pelatihan pengolahan hasil peternakan abon daging sapi dan ayam Tahun 2025 yang digelar di Kawasan Agribisnis Cikundul, Lembursitu pada Senin, 24 November 2025
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Riki Barata mengatakan, pelatihan ini merupakan kegiatan kedua setelah sebelumnya dilaksanakan pelatihan pembuatan yogurt. Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti kegiatan yang menghadirkan narasumber dari Balai Besar Pengolahan Daging Hewan.
“Tujuannya agar UMKM ini naik kelas dan bisa memproduksi abon sendiri, bukan lagi mengambil produk orang lain,” ujar Riki. Sehingga, dapat mendongkrak penghasilan dari para pelaku UMKM.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana yang hadir dalam pembukaan acara menekankan pentingnya memperkuat kapasitas pelaku usaha sebagai bagian dari strategi meningkatkan PAD. Ia memaparkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat mencapai Rp2.800 triliun, sementara Kota Sukabumi berada di angka Rp15,3 triliun dengan pendapatan per kapita sekitar Rp20 juta pada tahun 2024.
“Selama ini pembangunan fisik kita masih mengandalkan anggaran pusat dan provinsi. Tahun depan kita harus mulai membangun kemandirian fiskal karena APBD dipangkas Rp159 miliar,” kata Bobby. Dengan melihat potensi PDRB, peningkatan PAD semestinya bisa diimplementasikan.
Salah satu sumber pertumbuhan PAD lanjut Bobby, berasal dari ekonomi akar rumput, termasuk sektor pangan dan peternakan yang menjadi kekuatan besar di Kota Sukabumi. <span;>Ia juga mendorong para peserta untuk memanfaatkan era digital dalam pemasaran produk.
“Ikuti zaman atau tertinggal. Manfaatkan platform digital, ciptakan jenama/branding produk, dan kemas produk agar dikenal masyarakat. Transformasi digital itu keharusan,” ujar Bobby. Ia menyampaikan pengolahan hasil ternak seperti abon adalah peluang besar karena memiliki nilai tambah tinggi, daya simpan lama, dan pasar yang luas.
Berharap ungkap Bobby, para peserta mampu mengembangkan usaha rumahan menjadi bisnis kuliner yang berkelanjutan. Pemkot akan terus memberikan pendampingan, pelatihan lanjutan, dan dukungan akses permodalan agar UMKM bisa tumbuh dan berkembang. Riga Nurul Iman











