KABARINDAH.COM, SURAKARTA — Mengajarkan Al-Qur’an dan Hadis kepada anak tidak cukup hanya dari sisi tekstual, melainkan harus didampingi realitas sosial. Menurut Fathurrahman Kamal, pendidikan adalah penyiapan lingkungan yang mendukung seseorang untuk tumbuh dengan kesadaran sebagai hamba Tuhan.
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini melanjutkan, pendidikan integrasi harus sudah diterapkan sejak usia anak-anak. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan anak-anak, bahwa dirinya sebagai hamba dan sebagai manusia yang mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang tidak lepas dari orientasi Ketuhanan.
“Dengan kesadaran (tauhid) atau makrifat seseorang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri, peduli sesama, serta menyebarluaskan kemakmuran sebagai Ibadah kepada Allah,” katanya pada Sabtu (28/8/2021) di acara Milad ke 69 SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.
Di sisi lain, pendidikan bukan hanya membangun kecerdasan akal, tapi juga menjernihkan dan mencerdaskan qalbu. Menurut Fathur, bekal kecerdasan qalbu bagi anak akan berdampak pada orientasi mereka ketika mengembangkan IPTEK dan kesenian yang memiliki keterkaitan dengan aspek Ketuhanan.
Pendidikan yang memiliki orientasi kepada aspek Ketuhanan akan menciptakan manusia yang utuh dan seimbang. Pendidikan model ini diharapkan akan melahirkan generasi yang imbang antara urusan dunia dan akhirat.
Berkaca dari kebanyakan model pendidikan yang dianut oleh sekolah-sekolah di abad kekinian, menurut Fathur lebih cenderung mendekatkan manusia dengan keduniaan. Sikap cinta dunia yang berlebihan ini menurutnya perlu dibersihkan dengan tauhid yang murni.