KABARINDAH.COM, Sukabumi–Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Daerah Se-Jawa Barat bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M Tito Karnavian di Gedung Sate, Bandung, Jumat (19/7/ 2024). Momen ini membahas akselerasi indikator pembangunan Jawa Barat.
Dalam Rakor tersebut, Mendagri menyampaikan pemaparan terkait strategi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tito menekankan pentingnya memaksimalkan potensi daerah agar pendapatan tidak dikelola oleh pihak lain, seperti contoh masalah parkir liar yang seharusnya bisa menjadi sumber PAD bagi daerah.
” Daerah terlalu tergantung kepada pusat. Ketika di pusat ada goncangan, seperti saat pandemi Covid-19, daerah ikut tergoncang,” ujar Mendagri Tito Karnavian. Saat ini, 90 persen pendanaan daerah didominasi oleh transfer dari pusat.
Dari dana transfer tersebut, terlalu banyak yang digunakan untuk operasional pegawai. Sehingga mengurangi kapasitas anggaran untuk program pembangunan.
Tito menegaskan, anggaran daerah harus dibuat secara efektif dan efisien. Ia memberikan contoh ketidakefisienan, seperti rapat yang berulang kali membahas satu hal dan dalam penetapan APBD.
” Anggaran harus digunakan untuk program yang uangnya beredar di masyarakat, sehingga ada konsumsi rumah tangga yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ungkap Tito. APBD juga berfungsi untuk memancing sektor swasta agar lebih aktif dan kemajuan tidak hanya ditentukan oleh anggaran pemerintah, tetapi juga oleh kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB).
Saat ini terang Tito, PDB mencapai 1,42 triliun dollar. Target PAD sebesar Rp 400 triliun harus dicapai oleh semua daerah.
Mendagri menyoroti bahwa target pendapatan hingga Juni hanya mencapai 37 persen, lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Namun, untuk gabungan kota justru menunjukkan peningkatan.
Rata-rata realisasi pendapatan di Jawa Barat mencapai 48,88 persen dengan beberapa daerah seperti Kabupaten Subang dan Ciamis mencatatkan realisasi pendapatan 53 persen. Kota Cimahi dan Kota Sukabumi termasuk yang terbesar dengan realisasi 50,67 persen.
Namun, realisasi belanja masih kurang optimal. Tito mengingatkan bahwa belanja penting untuk mengukur peredaran uang dan peningkatan ekonomi. Tren belanja tidak boleh melonjak di akhir tahun, dan realisasi belanja harus dilakukan secara teratur agar tidak ada penumpukan di akhir tahun.
” Daerah harus memiliki terobosan untuk meningkatkan PAD. Program kewirausahaan yang kuat dengan sistem otonomi daerah bisa menjadi salah satu solusinya,” cetus Tito. Sehingga harus memperluas peluang dengan menghidupkan sektor swasta karena sangat membutuhkan retribusi.
Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menyatakan, Kota Sukabumi berkomitmen untuk meningkatkan PAD dengan memaksimalkan potensi lokal dan memperkuat kerjasama dengan sektor swasta. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan legislatif dalam mencapai target PAD.
Rakor ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis untuk peningkatan PAD dan optimalisasi anggaran di daerah. Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen untuk mengimplementasikan strategi-strategi yang telah disampaikan oleh Menteri Tito Karnavian guna mencapai target pembangunan yang lebih baik.