Oleh Dr Hj Arfiani Yulianti Fiyul MM
(Ketua Yayasan Jasmine Solusi/ Trainer Motekar Provinsi Jawa Barat/ Asesor BAN PAUD Prov. Jabar/ Dosen Pascasarjana STAI Sukabumi, Jawa Barat)
Akhir-akhir ini, kita sering sekali melihat tayangan-tayangan video lucu di media sosial atau televisi tentang orang-orang yang takut saat akan divaksin Covid-19. Ada beberapa tenaga kesehatan yang histeris saat akan divaksin. Ada pula orang yang berbedan kekar namun takut dengan benda bernama jarum suntik.
Fenomena ini tentu sangat menarik bagi penulis. Kok bisa ya,? perawat, bidan, polisi, pemadam kebakaran, dan beberapa profesional lainnya ketakutan saat akan divaksin corona. Padahal petugas pelayanan kesehatan, seperti para perawat dan para bidan adalah pelaku penjaruman suntik. Ketika berhadapan dengan pasien yang membutuhkan perlakuan untuk disuntik.
Kok bisa? Apa penyebabnya? Apakah ini yang dinamakan fobia ?
Apa itu Fobia?
Fobia sering kali dimiliki seseorang. Apabila terdapat perasaan takut akan sesuatu yang terkadang tidak mengidap sesuatu adalah lucu dan aneh, tetapi bagi orang yang mengalami hal tersebut benar-benar menakutkan dan sering kali tidak diketahui penyebab dari hal tersebut. Kebanyakan orang menyebut hal tersebut dengan istilah fobia pada manusia.
Fobia adalah salah satu bentuk dari gangguan kecemasan. Sebagai bagian dari gangguan kecemasan, akar berkembangnya gejala ini yaitu pengelolaan yang kurang adaptif terhadap pengalaman-pengalaman rasa takut yang menimbulkan rasa cemas, yang pernah dialami seseorang sepanjang kehidupan, terhadap sesuatu hal atau objek tertentu.
Meminjam pendapat para ahli bahwa fobia merupakan perasaan cemas yang intens dari sesuatu yang tidak atau sedikit menyebabkan bahaya aktual. Contoh dari fobia adalah terhadap tempat tertutup, ketinggian, mengemudi di jalan raya, terbang, serangga, ular dan jarum.
Tanda-tanda seseorang mengalami fobia
Penderita fobia masih memiliki kemungkinan untuk mengalami jenis gangguan kecemasan yang lainnya. Bila merujuk pada defenisi fobia maka ada Beberapa ciri-ciri orang yang mengidap fobia, dan penulis akan menyampaikan.
Pertama, Mengalami perasaan takut, cemas, dan panik saat terpapar pada sumber fobia. Bahkan hanya dengan memikirkan sumber fobia saja sudah membuatnya takut.
Kedua, penderita fobia sebenarnya sadar bahwa ketakutan yang dialaminya tersebut tidak masuk akal dan terkesan dilebih-lebihkan, namun orang tersebut merasa tidak berdaya untuk melawan atau mengontrol rasa takut tersebut.
Ketiga, merasa semakin cemas saat situasi atau benda yang ditakuti semakin (seperti kok seorang tenaga kesehatan takut jarum suntik) mendekat padanya (ada kedekatan fisik). Penderita fobia akan melakukan semua hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sumber fobia. Jika belum menemukan cara untuk menghindar, biasanya penderita fobia dapat tetap bertahan dengan memendam ketakutan atau kecemasan yang intens.
Keempat, merasa kesulitan saat melakukan aktivitas seperti biasa karena sedang dilanda perasaan takut dan cemas.
Kelima, tubuh mengalami reaksi dan sensasi fisik, contohnya berkeringat, detak jantung menjadi cepat, atau merasa sulit untuk bernafas.
Keenam, merasa mual, pusing, hingga pingsan jika berada di sekitar darah atau luka.
Ketujuh, jika hal ini terjadi pada anak-anak, biasanya mereka akan mudah marah, menangis, atau selalu menempel pada orangtua (tidak ingin orangtuanya pergi). Orang tersebut juga tidak ingin mendekati sumber fobia mereka
Pencegahan Fobia
Fobia sulit dicegah, karena kondisi ini berhubungan secara langsung dengan pola pikir terhadap suatu benda, peristiwa atau trauma. Salah satu tindakan yang dapat memperkecil risiko fobia adalah menghindari itu semua.
Apa bedanya fobia dengan ketakutan biasa?
Mungkin masih banyak yang mengira bahwa fobia adalah sama dengan perasaan ketakutan pada umumnya. Namun sebenarnya dua hal ini berbeda.
Rasa Takut. Dalam keadaan normal, kita masih bisa mengelola rasa takut dengan akal dan logika. Hidup kita tidak akan dikendalikan oleh rasa takut dan membuat kita menjadi irasional. Rasa takut biasanya timbul karena seseorang pernah punya pengalaman buruk dengan objek yang ditakutinya.
Fobia. Lain halnya dengan fobia, yaitu rasa takut akan terus-terusan muncul ketika kita berdekatan dengan sumber fobia dan kita memiliki kesulitan untuk mengendalikan rasa takut yang muncul. Dengan memiliki fobia tertentu, seseorang pastinya akan merasa terganggu dalam melakukan aktivitas di rumah, tempat kerja, atau sekolah.
Fobia dapat terjadi pada segala usia, namun biasanya muncul sejak masih masa kanak-kanak dan remaja. Jika tidak mendapat penanganan, fobia dapat berkembang hingga seseorang dewasa.
Oleh karena itu sebagai orang tua, pendidik dan siapun orang dewasa apabila mendampingi anak-anak, jangan pernah melakukan hal-hal yang membuat anak cemas atau ketakutan, karena hal tersebut akan membekas dalam ingatan hingga orang itu dewasa.
Seperti yang kita lihat orang dewasa yang sangat takut di vaksin, katanya takut pada jarum suntiknya. Ketika ketakutan terlihat orang-orang menyembunyikan wajahnya, hingga histeris ketakutan. Lucu ya. Ayo, jangan takut pada jarum suntik dan karena masa pandemi Covid-19, maka semua orang wajib melakukan vaksin. Jangan takut divaksin, ya.
Oleh karena itu, bila Anda atau keluarga terdekat memiliki karakteristik fobia yang mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Wallahu a’lam bishawab. (*)