KABARINDAH.COM, Sukabumi–Kota Sukabumi menjadi salah satu daerah di Indonesia yang terpilih sebagai nominator dalam ajang Penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2025. Dalam perhelatan tersebut Pemkot Sukabumi mengunggulkan dua inovasi utama yakni Spanda Santun (Screening Pajak Daerah Satu Pintu Terintegrasi) dan Smart-K (Sistem Manajemen Akuakultur, Rekayasa Teknologi, dan Kemitraan).
Dua inovasi ini disampaikan Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki, saat mengikuti tahapan penilaian presentasi Kepala Daerah dalam rangka Penilaian dan Pemberian Penghargaan IGA 2025 yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Gedung Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN), Kamis (6/11/2025). Selain wali Kota Sukabumi, hadir mendampingi Sekda Kota Sukabumi Andang Tjahjandi.
Seperti diketahui, kegiatan presentasi kepala daerah dilaksanakan mulai 4 hingga 6 November 2025, dengan peserta sebanyak 53 pemerintah daerah nominator. Rinciannya terdiri dari delapan provinsi, 24 kabupaten, 11 kota, tujuh daerah perbatasan, dan tiga daerah di wilayah Papua.
“Saya berada di BSKDN hari ini, kepala daerah melakukan presentasi bagaimana Kota Sukabumi menjadi salah satu nominator kota yang inovatif,” ujar Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki dalam keterangan persnya, Kamis sore. Ia memohon doa agar Kota Sukabumi mendapatkan hasil yang terbaik dalam hal inovasi daerah tersebut.
Dalam presentasinya, Ayep memaparkan berbagai inovasi unggulan yang lahir dari kebutuhan nyata masyarakat. Inovasi itu diarahkan untuk memperkuat kemandirian daerah melalui digitalisasi, kolaborasi lintas sektor, serta peningkatan daya saing ekonomi kreatif.
” Melalui sistem digitalisasi tersebut, Pemkot Sukabumi dapat memantau kinerja perangkat daerah secara real-time,” terang Ayep. Selain itu mengidentifikasi capaian di bawah standar, serta melakukan evaluasi bersama lembaga terkait seperti Kejaksaan.
Inovasi tersebut juga lanjut Ayep, mendorong penguatan sektor UMKM melalui pelatihan kompetensi, penyediaan akses permodalan, serta jaminan pasar melalui kerja sama dengan pihak swasta. Kolaborasi antar daerah pun dilakukan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten Ngawi untuk memperkuat keberhasilan program budidaya perikanan serta pengembangan ekosistem ekonomi lokal.
Dalam sesi tanya jawab, para penguji, di antaranya Prof Diah Natalika, menyoroti aspek keunikan, keberlanjutan, serta regulasi yang menaungi inovasi tersebut. Menanggapi hal itu, Ayep Zaki menegaskan komitmen Pemerintah Kota Sukabumi untuk memperkuat keberlanjutan inovasi melalui penyusunan regulasi daerah.
” Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan usulan Peraturan Daerah (Perda) guna memperkokoh landasan hukum bagi inovasi seperti Spanda Santun,” jelas Ayep. Mengingat tantangan keberlanjutan sering kali muncul akibat dinamika politik dan pergantian kepemimpinan.
Penerapan inovasi tutur Ayep, telah memberikan dampak nyata terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan perikanan. Melalui program Smart-K, produktivitas perikanan meningkat sebesar 3,18 persen dan pendapatan pembudidaya ikan naik hingga 149 persen.
Pemerintah juga sambung Ayep, menjalin kolaborasi dengan Kejaksaan dan akademisi untuk memperkuat pengawasan pajak daerah serta riset sebagai dasar keberlanjutan inovasi. “Kami memastikan setiap inovasi memiliki regulasi, mitra kerja, serta dukungan akademik agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat secara berkelanjutan,” cetusnya. Riga Nurul Iman











