Inilah Profil 6 Rektor Perempuan di PTN Indonesia

KABARINDAH.COM – Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG (K), Ph.D. terpilih sebagai rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2022 – 2027, Jumat (20/5/2022).

Prof. Ova memenangkan suara terbanyak di tahap Pemilihan dan Penetapan Rektor oleh Majelis Wali Amanat (MWA) UGM dengan 21 suara, sementara calon rektor UGM Prof. Bambang Agus Kironoto satu suara dan Prof. Deendarlianto tiga suara.

Para anggota MWA UGM yang hadir dan memberikan suara di antaranya yaitu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basuki Hadimuljono, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Prof. Ova merupakan salah satu dari beberapa rektor perempuan yang mencatatkan namanya sebagai rektor di almamaternya sendiri. Dikutip dari laman masing-masing kampus, berikut deretan rektor perempuan di Indonesia:

1. Prof. Ir. N. R. Reini Wirahadikusumah, MSCE, Ph.D., Rektor ITB

Rektor perempuan pertama di Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Ir. N. R. Reini Wirahadikusumah, MSCE, Ph.D. menjabat pada periode 2020-2025. Sebelumnya, Prof. Reini merupakan guru besar dan ketua Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB.

Perempuan kelahiran 25 Oktober 1968 ini menyelesaikan program sarjana di Teknik Sipil ITB pada 1991. Reini lalu memperoleh gelar magister Teknik Sipil dari Universitas Purdue, Amerika Serikat pada tahun 1996, serta gelar Ph.D di bidang dan universitas yang sama pada 1999.

Dikutip dari laman ITB, Reini lebih banyak fokus meneliti di bidang manajemen rantai pasok proyek infrastruktur dan manajemen konstruksi. Saat menjadi guru besar, ia aktif mempublikasikan beberapa jurnal mengenai konstruksi dan rantai pasok.

Selama berkarir di ITB, Reini meraih penghargaan Satyalancana Karya Satya XX Tahun dari Pemerintah RI pada 2016, Endeavour Awards, Australia Awards Indonesia, serta Satyalancana Karya Satya X dari Pemerintah RI pada 2008. Ia juga melaksanakan Visiting Research at Queensland University of Technology (QUT), Brisbane, Australia pada 2011.

Baca Juga:  Nurhayati Subakat, Pengusaha Alumni ITB yang Peduli Pendidikan

Reini juga aktif di berbagai proyek dan organisasi, di antaranya sebagai Anggota Komite Litbang Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), Sekretaris Bidang Konstruksi dan Perekayasaan pada Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia (PII), tim penilai International Federation of Asian and Western Pacific Contractors Association (IFAWPC), Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI), Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), dan asisten Permanent Delegation Office of the Republic of lndonesia to UNESCO.

2. Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE., Rektor Unpad

Guru besar bidang ekonomi industri dan perbankan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran (Unpad) Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE. dilantik sebagai rektor Unpad periode 2019-2024. Rina merupakan rektor perempuan pertama dalam sejarah Unpad.

Lahir di Kediri, 10 Januari 1961, Prof. Rina semula menyelesaikan studi Sarjana Ekonomi di Unpad pada 1984. Ia kelak meraih gelar Magister Manajemen Industri di ITB pada 1989, dan Doktor Ekonomi Industri di Osaka Prefecture University, Jepang pada 1999.

Rina sebelumnya menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Unpad 2009-2012, Wakil Rektor Bidang Perencaan, Sistem Informasi, dan Keuangan pada 2012-2015, serta Sekretaris Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti RI 2017-2019.

3. Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E., M.Sc., Rektor Unib

Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E., M.Sc. terpilih sebagai rektor Universitas Bengkulu (Unib) periode 2021 – 2025. Kelahiran 3 Agustus 1962 di Yogyakarta ini menjadi rektor perempuan pertama dalam sejarah Unib.

Retno semula menempuh studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi di UGM pada 1980-1985. Ia lalu melanjutkan studi di program Master of Science (S2) Agricultural Economics di The University of Tennessee Knoxville, Amerika Serikat pada 1988-1989. Pada 1991-1996, Retno kembali ke University of Tenesse untuk studi Doktoral (S3) Agricultural & Resource Economics, seperti dikutip dari Antara Bengkulu.

Sebelum menjadi rektor, Retno tercatat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Univ. Ia juga sempat menjabat sebagai Ketua Pusat Pembinaan dan Pelatihan Koperasi dan Pengusaha Kecil Unib, Ketua Program Magister Perencanaan Pembangunan FEB Unib (2014-2015), Koordinator Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi FEB Unib (2015-2017), dan Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Unib pada 2018.

Baca Juga:  Di Matsama 2024, 360 Siswa Baru MAN 1 Kota Sukabumi Dikuatkan Pendidikan Karakter

Putri mantan rektor Unib Sukotjo ini juga tercatat di Gamma Sigma Delta, Honor Society dari The University of Tennessee Chapter AS pada 1993 dan meraih Satya Lencana Karya Satya XXX pada 2018 dari Pemerintah RI.

Retno juga aktif di konferensi internasional seperti RENPER Conference 2015, India, IJAS Conference 2016, Inggris, IJAS Conference 2017, Praha, MIRDEC Conference 2018, Madrid, dan B & ESI Conference 2019, Vienna sebagai presenter.

4. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. adalah rektor perempuan pertama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Guru Besar Sejarah Politik Islam, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta ini terpilih sebagai rektor UIN Jakarta periode 2019-2023.

Kelahiran Kairo, Mesir, 22 Desember 1963 ini lulus S1 Sastra Inggris di Universitas Al-Azhar Kairo pada 1988 dengan gelar lulusan terbaik. Ia lalu mendapat beasiswa Short Course on Women Studies di McGill University Montreal, Kanada pada 1997.

Amany lalu menempuh studi S2 bidang Sejarah Peradaban Islam Prodi Pengkajian Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Ia juga memperoleh gelar doktor bidang Sejarah Kebudayaan Islam pada Program Studi Pengkajian Islam di UIN Jakarta.

Sebelumnya, Amany menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Dirasat Islamiyah periode 2003-2009, pengurus di Majelis Ulama Indonesia sebagai Ketua MUI Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga, Ketua Majelis Keilmuan Muslimah dan Anggota Dewan Eksekutif Organisasi di Luar Negeri Islamic Universities League (Rabita al-Jamiat al-Islamiya) yang berpusat di Kairo, dan anggota Majlis Fatwa Emirat, Abu Dhabi sejak 2016.

5. Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak., ACPA., CA. , Rektor Unsika

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran (Unpad) Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak., ACPA., CA. terpilih sebagai rektor perempuan pertama di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Pengurus Ikatan Akuntan Indonesia ini terpilih dalam pemilihan rektor virtual (e-voting) pertama sesuai anjuran Kemendikbud sebagai alternatif pelaksanaan demokrasi kampus di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga:  Wisuda 164 Sarjana dan Diploma, Rektor UMMI Minta Alumni Jadi Pemimpin Terkemuka

Sri Mulyani merupakan Ketua Program Studi Doktor Ilmu Akuntansi FEB Unpad sebelum menjadi rektor. Rektor Unsika periode 2020-2024 berlatar pendidikan Akuntansi ini semula juga menempuh studi S1 hingga S3 di FEB Unpad. Kelak sebagai guru besar, ia tercatat aktif menulis buku dan jurnal internasional akuntansi.

6. Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG (K), Ph.D., Rektor UGM

Guru besar pertama di Indonesia bidang pendidikan dokter Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG (K), Ph.D adalah rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih periode 2022-2027. Sebelumnya, Prof. Ova menjabat sebagai dekan FK-KMK UGM sejak 2016 di samping menjadi guru besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK).

Perempuan kelahiran Yogyakarta, 19 Februari 1964 ini semula lulus program sarjana di UGM pada 1987. Ova Emilia lalu melanjutkan pendidikan S2 di University of Dundee, Skotlandia pada 1990, pendidikan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi di UGM pada 1996 – 2000, lalu S3 Clinical Teaching di University of New South Wales Wales, dan pendidikan dokter subspesialis di UGM pada 2009.

Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Negeri Indonesia sejak 2018 ini di antaranya meraih penghargaan First Prize for Young Gynecologist Award tahun 1998.

Pada 2012 – 2020, Ova menyusun kurikulum bagi dokter untuk pelayanan KB. Kurikulum rancangan rektor baru UGM ini kemudian menjadi model pelatihan nasional dengan penerapan di berbagai fakultas kedokteran di Indonesia.