Ibrah  

Mahatma Gandhi, Tokoh Perdamaian Dunia dan Hari Tanpa Kekerasan Internasional

KABARINDAH.com – Tanggal 2 Oktober, ialah hari di mana seorang Mahatma Gandhi lahir 125 tahun silam. Gandhi memiliki nama asli Mohandas Karamchad Gandhi, dimata jutaan orang India Gandhi adalah Mahatma (Jiwa Agung).

Lahir di Porbandar, India, Gandhi secara internasional dihargai karena doktrinnya tentang protes tanpa kekerasan (satyagraha) untuk mencapai kemajuan politik dan sosial.

Gandhi dibesarkan dirumah yag kental dengan Waisnawa (penyembah dewa Wisnu) dengan Jainisme, sebuah agama di India yang bermoral ketat dan prinsip utamanya adalah anti kekerasan dan keyakinan bahwa segala sesuatu di alam semesta adalah abadi.

Hal itu membuatnya menjadi pribadi yang ahimsa (tidak melukai semua makhluk hidup), vegetarianisme, berpuasa untuk pemurnian diri, dan memiliki toleransi tinggi antar berbagai pemeluk dan sekte.

Secara pendidikan, Gandhi terbilang biasa saja. Dalam laporan menilai dia baik dalam bahasa Inggris, adil dalam aritmatika, dan lemah dalam geografi. Gandhi tidak bersinar di kelas maupun di lapangan bermain. Namun sesungguhnya dirinya menyembunyikan hasrat yang membara dalam hal pengembangan diri.

Baca Juga:  Bersandar kepada Amal

Mohandas bertekad untuk mengunjungi Inggris, imajinasi mudanya memahami Inggris sebagai “tanah para filsuf dan penyair, pusat peradaban”. Berbagai rintangan harus dilaluinya untuk dapat mewujudkan keingginannya ke Inggris.

Gandhi mengabaikan rintangan terakhir yaitu fakta bahwa dirinya seorang dari kasta Bania dimana keputusan dari para pemimpin kasta tersebut melarang perjalanan ke Inggris sebagai pelarangan agama Hindu. Karena mengabaikan rintangan tersebut, Gandhi berlayar pada September 1888.

Sesampainya di Inggris Gandhi masuk ke Inner Temple, salah satu dari empat perguruan tinggi hukum London. Gandhi mengambil studinya dengan serius dan mencoba mengembangkan bahasa Inggris dan bahasa Latinnya.

Tiga tahun ia menghabiskan waktu di Inggris, ternyata keasyikan utamanya adalah masalah pribadi dan moral dibandingkan dengan ambisi akademis. Susah payah Gandhi menyesuaikan diri dengan makanan, pakaian dan etiket barat yang tentu sangat berbeda dengan India.

Baca Juga:  Lima Strategi Jitu Menghadapi ‘Bad Talk’

Namun, di Inggris dia menemukan banyak hal seperti Alkitab, Bhagavadgita, beberapa orang idealis, sosialis dengan rasa kemanusiaan. Banyak gagasan yang ia temukan disana, hal itu sangat berkontribusi pada pembentukan kepribadian Gandhi dan pada politiknya.

Mohandas kembali ke India 1891 dengan kenyataan menyakitkan bahwa ibunya meninggal saat Mohandas tidak ada.

Dua tahun kembali ke India akhirnya pada 1893 dia menerima tawaran kontrak dari salah satu perusahaan India yang berada di Natal, Afrika.

Gandhi dengan cepat dia terkena diskriminasi rasial yang dipraktikkan di Afrika Selatan, mulai dari disuruh melepas sorban, diusir dari kereta api hingga menggigil, dipukuli, dan dilarang masuk ke hotel yang hanya menyediakan khusus untuk orang Eropa.

Baca Juga:  Biografi Mansa Musa, Sultan Terkaya Berharta Unlimited!

Hal-hal semacam itu adalah nasib sehari-hari para pedagang dan buruh India di Natal. Melihat semua penghinaan membuat Gandhi bereaks darii yang sebelumnya tidak mencolok dalam hal ketegasan dan agresivitas.

Sejak saat itu Mahatma Gandhi tidak akan menerima ketidakadilan sebagai bagian dari tatanan alam. Dia akan mempertahankan martabatnya sebagai orang India dan sebagai seorang pria.