Pojok  

Kesulitan Menulis Artikel Ilmiah

Oleh: Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis di UIN Bandung

Tubuh artikel ilmiah dibagi dua, yakni teknis dan substansi. Teknis mencakup susunan penulisan sedangkan substansi meliputi kedalaman tulisan.

Teknis penulisan paling mudah karena panduan umum tersedia. Substansi merupakan hal paling sulit dalam penulisan. Sebab, substansi mencakup originalitas, kebaruan, kontribusi, dan citra rasa.

Original menghendaki dihasilkannya pernyataan (statement). Tiap pernyataan pasti original. Karena bukan pernyataan namanya bila tidak original. Pernyataan sulit dihasilkan ketika menulis artikel ilmiah. Sebab, tiap pernyataan pasti telah dinyatakan orang lain. Saat menulis artikel paling kita mengutip pernyataan orang lain.

Baca Juga:  Komunitas Kelas Menulis Ciptakan Tiga Budaya Khas

Juga kebaruan bukan hal yang mudah ditemukan. Hampir tidak ada kebaruan di dalam penelitian sosial, humaniora, dan agama. Di bidang penelitian ini kebanyakannya reproduksi (mengulang), hal kebaruan paling pada sisi melanjutkan atau menambahkan serta analisis.

Kontribusi bisa dilihat dari manfaat, kegunaan, dan implikasi. Sulit sekali dihasilkan sisi manfaat bagi pengguna hasil penelitian. Termasuk klaim bahwa penelitian mempunyai implikasi yang besar merupakan hal yang sulit pula. Praktis ketika manfaat, kegunaan, dan implikasi penelitian diragukan, maka kontribusi hasil penelitian menjadi dipertanyakan.

Citra rasa (state of the art) tulisan mesti hadir di tiap kalimat dan paragraf di seluruh bagian artikel ilmiah. Citra rasa berkaitan erat dengan bagaimana pembaca dapat menikmati bagian-bagian tulisan dari awal hingga akhir.  Tentu hal ini bukan perkara yang mudah diwujudkan.

Baca Juga:  Evita Chu, Small is Beautiful, dan UKM di Negeri Kita

Lalu, kita berhenti menulis artikel karena kesulitan di atas. Jangan berhenti! Tempuh lebih dulu penguasaan teknis. Teknis penulisan ibarat “gelas” sedangkan substansi bagaikan “air” di dalam gelas. Air akan bergantung gelas. Apabila teknis dikuasai dengan baik, maka pasti menghasilkan substansi yang baik pula.

Jika teknis diabaikan, maka kapan kita sampai di substansi. Teknis merupakan hal yang mudah dalam penulisan artikel ilmiah. Apabila teknis terus dilatih, maka yakin orang tiba di substansi!