Gaya Belanjamu Berubah Selama Pandemi? Itulah Crisis Persona. Inilah Ciri-Cirinya

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia hampir satu tahun terakhir ini telah mengubah gaya hidup masyarakat dunia. Salah satunya, adalah gaya belanja masyarakat. Apakah kamu merasakannya?

Riset yang dilakukan ADA, perusahaan data dan kecerdasan buatan (AI) yang beroperasi di sembilan negara, mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 telah menghasilkan perilaku konsumsi masyarakat yang baru, yakni crisis persona.

Menurut Agency Country Director ADA di Indonesia, Faradi Bachri, perubahan perilaku yang paling signifikan adalah berhentinya aktivitas wisata atau travelling. Selain itu, berdasarkan data dari ADA, aktivitas di kawasan pusat bisnis Jakarta mengalami penurunan.

Perubahan perilaku komuter ini juga berakibat pada jumlah kunjungan ke pusat perbelanjaan dan restoran cepat saji. ADA menemukan bahwa kunjungan ke sejumlah mal di Jakarta menurun hingga 50 persen.

Baca Juga:  Bagi Pecinta Tanaman Hias Doa, Inilah Cara Merawatnya

Perubahan perilaku lain adalah anjloknya jumlah kunjungan orang ke pusat kebugaran yang berada di dalam mal. Gantinya, orang-orang lebih memilih melakukan aktivitas kebugaran di rumah menggunakan aplikasi kesehatan dan kebugaran.

Pandemi Covid-19 juga membuat banyak aplikasi menjadi laris manis diunduh. Selain aplikasi kesehatan, aplikasi lain yang juga laris, di antaranya, aplikasi membeli sayur dan niaga elektronik atau e-commerce.

Itu artinya, konsumen telah beradaptasi dengan cepat dan terus melakukan apa yang telah mereka lakukan, tetapi dengan cara digital.

6 Karakter Crisis Persona

ADA telah mengidentifikasi enam crisis persona atau perubahan drastis pada rutinitas harian masyarakat yang menghasilkan perilaku konsumen baru di Indonesia. Ini dia ciri-cirinya:

Baca Juga:  Inilah 3 Langkah Praktis Redakan Stres di Masa Cuti Liburan. Mudah, Kan?

1. Adaptive shopper

Ini istilah untuk orang-orang yang sebelumnya memiliki aplikasi belanja e-commerce, tapi tidak digunakan. Namun, sekarang terjadi kenaikan hingga 800 persen dengan menggunakan aplikasi tersebut.

2. Brave one

Mereka yang tetap bekerja dan melayani masyarakat berada dalam kategori ini. Mereka tidak mengalami perubahan secara mobilitas dan konsumsi aplikasi pun tak sebesar yang lain.

3. Market observer

Kondisi pasar keuangan yang cepat berubah saat ini menjadi kesempatan bagi para pengamat pasar itu.

4. Bored homebody

Secara mobilitas mereka terus berada di rumah dan punya banyak waktu sehingga terjadi peningkatan aktivitas mencari hiburan seperti menonton dan melakukan hobinya.

5. Health nut

Baca Juga:  Baru Dirilis, Jersey Laga Kandang Persib Bandung Langsung Diburu Bobotoh. Nomor Punggung 23 Paling Laris

Mereka yang punya banyak waktu untuk memonitor kondisi kesehatan, menggunakan aplikasi mengatasi stres, dan upaya menjaga kesehatan yang meningkat.

6. Yearning traveller
Di tengah pandemi Covid 19, industri yang paling terdampak adalah wisata. Kendati begitu, banyak orang yang mencari destinasi wisata yang menarik. Saat krisis berakhir, mereka akan berlomba-lomba plesiran.