Kabar  

Dekan FAI UM Bandung Soroti Sepinya Kajian di Masjid dan Fenomena Dakwah di Era Digital

Dokumentasi Promosi dan PMB UM Bandung.***

KABARINDAH.COM, Bandung – Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Afif Muhammad mengatakan bahwa strategi dan ekosistem dakwah harus terus diperbarui di tengah-tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini.

“Sejak revolusi 4.0 ditambah ada covid-19 beberapa waktu ke belakang, banyak perubahan yang sangat cepat dan di luar prediksi selama ini,” kata Afif seperti dikutip dari Youtube KPI Studio pada Selasa (21/11/2023).

Termasuk di dalamnya perkembangan sistem informasi dan pesatnya digitalisasi dalam berbagai bidang, tidak terkecuali media dan metode dakwah yang semakin bergeser ke virtual.

”Saat ini, dakwah banyak dilakukan di Youtube dan media sosial lainnya. Oleh karena itu, ketika saya mengaji di beberapa masjid, ya sepi jamaah, peminatnya kurang. Itulah fenomenanya saat ini, dakwah tidak melulu dilakukan di dunia nyata,” kata Afif.

Baca Juga:  UM Bandung Cetak Entrepreneur Muda Cakap Pemasaran Digital

Fenomena dakwah tersebut, kata Afif, harus direspons dengan sesuatu yang baru pula. Sesuatu yang baru tidak bisa dihadapi dengan sesuatu yang sudah lama atau usang.

Dakwah Islam membutuhkan kreasi dan inovasi yang relevan dengan perkembangan zaman. Tidak lagi menoton dengan cara-cara dakwah zaman dahulu agar cakupannya lebih masif dan luas.

Interpretasi dakwah bil hal, kata Afif, salah satunya dengan keteladanan. Saat ini, lanjut Afif, bagaimana bisa melihat dan menunjukkan keteladanan, kalau semua orang ramai-ramai pengajiannya pindah ke Youtube.

”Oleh sebab itu, hal ini perlu pengembangan-pengembangan baru terkait strategi dan komunikasi dakwah. Kalau hari ini saja fenomenanya sudah begini, saya tidak tahu sepuluh tahun yang akan datang akan seperti apa dan bagaimana. Saya berharap kita semua siap dengan hal ini,” tegas Afif.

Baca Juga:  Antisipasi Musim Hujan, Gubernur Anies Ajak Warga Jakarta Berkolaborasi

Afif tidak menampik bahwa perkembangan teknologi saat ini banyak memberikan kemudahan dan manfaat luar biasa kepada manusia. Termasuk masifnya dunia dakwah virtual.

Namun, Afif khawatir bahwa hal itu bisa menjadi jalan tercampurnya al haq wal bathil (kebaikan dan keburukan). Pada saat yang sama juga anak-anak milenial sudah terlanjur menjadi bagian dari perkembangan teknologi saat ini. Mereka sudah ada di dalamnya.

Agar terhindari dari tercampur dan samarnya perkara al haq wal bathil akibat penggunaan teknologi yang kurang tepat, kata Afif, perlu ada strategi, ekosistem, dan teknologi dakwah yang dikembangkan terus-menerus.***(FA)