KABARINDAH.COM, Sukabumi–Sebanyak 54 kejadian bencana melanda Kota Sukabumi dalam kurun waktu Januari-Februari 2024. Puluhan bencana ini menyebabkan kerugian yang ditaksir hingga miliaran rupiah.
Hal ini didasarkan dari data Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi. Di mana pada awal Triwulan I mulai 1 Januari sampai dengan 29 Februari 2024, secara aggregate tercatat sebanyak 54 kali kejadian, yang tersebar di tujuh kecamatan.
” Akibat kejadian tersebut ditaksir nilai kerugian mencapai Rp 1.256.800.000,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, Rabu (20/3/2024). Dengan luas area 3.192 Hektare, dan 95 KK yang terdiri atas 97 orang terdampak, 156 unit bangunan rusak yakni 15 unit rusak berat, 21 unit rusak sedang dan 120 unit rusak ringan.
Bulan Januari kata Novian, merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat tercatat 36 kasus. Kemudian disusul bulan Februari 18.
Menurutnya, cuaca ekstrem paling mendominasi sebanyak 31 kali. Disusul Tanah Longsor sebanyak 7 kali, kemudian Angin Topan/Beliung dan Banjir sebanyak 6 kali, Kebakaran Permukiman sebanyak 3 kali, dan terendah Gempa bumi 1 kali.
Aggregate Nilai Kerugian terbesar berasal dari bencana Tanah Longsor Rp 392.500.000 prakiraan luas area terdampak 0,0282 Ha. Disusul dengan Kebakaran Permukiman Rp 324.000.000 prakiraan luas area terdampak 0,0216 Ha terdampak.
Kemudian Cuaca Ekstrem Rp 264.300.000 prakiraan luas area terdampak 0,224 Ha. Lalu taksiran kerugian Angin Topan/Beliung Rp 256.000.000 prakiraan luas terdampak 0,0044 Ha, Gempabumi Rp 15.000.000 prakiraan luas terdampak 0,001 Ha, dan yang terendah berasal dari Banjir Rp 5.000.000 prakiraan luas terdampak 0,04 Ha.
Sementara wilayah tertinggi ada di Kecamatan Gunung Puyuh (12 kali) yang berasal dari Kelurahan Karang Tengah (9 kasus), Kecamatan Baros (9 kali) yang berasal dari Kelurahan Sudajaya Hilir (4 kasus) dan Baros (3 kasus), Kecamatan Warudoyong (9 kali) yang berasal dari Kelurahan Dayeuh Luhur (4 kasus) dan Sukakarya (3 kasus)
Kecamatan Citamiang (9 kali) yang berasal dari Kelurahan Gedong Panjang, Citamiang, Nanggeleng dan Tipar (2 kasus), Kecamatan Cibeureum (8 kali) yang berasal dari Kelurahan Babakan dan Cibeureum Hilir (3 kasus). Kecamatan Cikole (6 kali) yang berasal dari Kelurahan Cisarua, Subangjaya dan Selabatu (2 kasus), dan terakhir Kecamatan Lembursitu (1 kali) yang berasal dari Kelurahan Cikundul (1 kasus).
” Sementara itu khusus bulan Februari tercatat 18 kasus kejadian,” kata Novian. Cuaca Ekstrem menjadi bencana yang mendominasi 16 kali, disusul dengan tanah longsor 1 kali, dan terendah angin topan/beliung 1 kali
Hal tersebut dikarenakan pada bulan tersebut anomali cuaca yang memasuki puncak musim penghujan. Bulan Februari ini jumlah jiwa terdampak 19 orang, dan 68 unit bangunan dengan taksiran nilai kerugian Rp 30.000.000 dengan 0,2521 Ha terdampak.