Oleh Tina Haryati MPd
PNS Kementerian Agama Kabupaten Karawang/Magister STAI Sukabumi
Apa kabar hati? Masihkan ia bahagia menyambut bulan suci di masa pandemi? Ya, hanya dalam hitungan hari Ramadhan yang suci akan segera menghampiri.
Kenangan kebersamaan saat bulan Ramadhan dari masa ke masa, berkelebat seketika. Romantika puasa Ramadhan masa kecil, remaja, hingga usia berkepala tiga bahkan mendekati senja, terus terkenang. Meski satu per satu ada sosok yang setiap tahunnya menghilang.
Bagaimana dengan Ramadhan tahun ini, saat bayang-bayang pandemi Covid-19 terus menghantui? Euforia menyambut datangnya bulan Ramadhan mulai terdengar. Status-status media sosial kian ramai dengan pelbagai pernak-pernik khas Ramadhan.
Ucapan permohonan maaf, pakaian sarimbit, penganan berbuka dan makanan khas Timur Tengah seperti kurma dan lainnya, masjid- masjid berbenah, perlengkapan shalat seperti mukena dan sajadah ditawarkan di mana-mana. Obrolan tentang puasa menjadi pembuka kata pada banyak acara. Kebahagian menyambut bulan suci Ramadhan tak terelakan, bulan penuh magfiroh (Ampunan), bulan penuh Berkah, bulan penuh Rahmat yang sudah semestinya disambut penuh suka cita oleh sekalian umat.
Lalu bagaimana dengan pandemi Covid-19? Dari data Satgas Covid-19, per 25 Maret 2021 terdapat penambahan kasus harian sebesar 6.107 kasus, menjadikan total kasus di Indonesia menjadi 1.482.559 dan kasus meninggal lebih dari 40 ribu jiwa.
Sungguh angka fantastis yang menggetarkan jiwa. Belum lagi bencana yang melanda, mulai dari banjir bandang, tanah longsor, gempa, kebakaran hingga kehilangan mata pencaharian yang berimbas pada perekonomian yang tentu saja berimbas pula pada suasana batin setiap Muslim.
Kesejatian seorang mukmin dapat dilihat manakala ia mampu mengamalkan ajaran Rasulullah baik dalam suka maupun duka. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan kaum Mukminin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia dianugerahi nikmat ia bersyukur dan itu baik baginya, jika ia tertimpa musibah ia bersabar dan itu baik baginya,”. (HR. Muslim no 2999).
Pandemi tidak mereduksi kebahagian seorang Mukmin dalam menyambut Ramadhan. Hal ini berasaskan pada haqqul yaqin tentang kesejatian hidup yang perputarannya ada dalam kekuasaan Allah SWT. Ramadhan ada atau tanpa pandemi adalah kehendakNya. Selayaknya tetap disambut bahagia, namun tidak berlebihan dalam mengungkapkan.
Berikut adalah tips menyambut Ramadhan di masa pandemi:
1. Awali dengan Syukur.
Bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan diturunkannya kitab suci Al-Quran, bulan dimana doa dan harapan dikabulkan. Bulan yang sejak jauh-jauh hari kita harapkan. Bulan dimana pintu-pintu surga terbuka lebar. Maka bisa sampai ke bulan Ramadhan tahun ini, sudah semestinya disyukuri sebagai anugrah luar biasa dari ilahi.
2. Ibadah Personal dan Sosial.
Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah saat yang tepat untuk dilakukan di bulan Suci Ramadhan. Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih utama dari puasa seribu hari pada selainnya. Bertasbih (mengucapkan Subhanallah) di bulan Ramadhan lebih utama daripada bertasbih seribu kali di luar Ramadhan. Pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih utama darpada seribu rakaat di bulan lainnya. Mendirikan sholat malam baik tarawih maupun sholat sunnah lainnya adalah amalan yang jangan sampai ditinggalkan selama Ramadhan.
Pada bulan ini pula umat islam mengeluarkan zakat, infak dan sodakoh. Yang merupakan ibadah bernilai sosial dan berkali-lipat pahalanya. Ramadhan di masa pandemi adalah saat yang tepat mengukur kepekaan sosial diri, peduli pada sesama, bahagia ketika bisa berbagi, dan memilih hidup sederhana tidak berlebihan apalagi bermewah-mewahan agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
3. Ikhtiar Maksimal Usir Covid-19 Saat Ramadhan.
Seorang Mukmin sangat memahami urgensi ikhtiar lahiriah dan ikhtiar bathiniah dalam usaha mengusir Covid-19 dari bumi Indonesia selamanya. Semua ingin kembali normal, kehidupan yang setahun lebih dirindukan. Ramadhan adalah saat yang tepat untuk memaksimalkan ikhtiar untuk mengusir virus Covid-19, dimana segala ikhtiar yang dilakukan dapat bernilai ibadah. Ikhtiar yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan ibadah sesuai prokes, memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Membantu meringankan beban tenaga medis dan relawan yang tengah bergelut melawan Covid-19 semampunya, menyukseskan semua program pemerintah seperti mengikuti vaksin, dll. Lalu ingatlah untuk bermunajat, memohon kepada Allah agar segera mengangkat virus ini dari bumi pertiwi.
Dengan keyakinan sepenuh hati, Haqqul yaqin bahwa Dia Yang Maha Mengabulkan Do’a akan mengijabah pinta kita di bulan Ramadhan nan berkah. “Semoga dengan Berkah Ramdhan, Covid-19 menghilang’. Aamiin. (*)