Teknologi dalam Peradaban Islam

Oleh: Aditya Bahrun Nur Pratama, S.Ikom, M.Pd | Magister Pendidikan STAI Sukabumi

KABARINDAH.COM – Peradaban Islam memiliki perspektif berbeda dengan peradaban Barat seperti Romawi, Yunani dan Bizantium dalam memandang khususnya bidang teknologi. Para cendekiawan muslim beranggapan bahwa “teknologi” merupakan salah satu cabang ilmu yang wajib dipelajari oleh umat Islam.

Ilmuwan Muslim memberikan perhatian pada semua jenis pengetahuan, klasifikasi ilmu terapan serta dasar-dasar teori yang menjadi pedoman dalam ilmu pengetahuan.

Pada era globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, manusia tidak bisa dilepaskan dalam ilmu serta teknologi yang menghiasi kehidupan sehari-hari.

Pertama, dimulai dengan ide yang dihasilkan oleh pikiran manusia dalam mewujudkan hal yang diyakini dalam kehidupan di dunia kemudian untuk mewujudkan ide tersebut dibutuhkan alat/produk khususnya teknologi yang memberikan dampak pada kehidupan sehari-hari.

Alquran Surah al-Jâtsiyah [45]: 13 menyatakan bahwa, “Apa yang di langit dan di bumi semuanya ditundukkan Allah untuk manusia.” Allah memberikan anugerah kepada manusia berupa akal yang digunakan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan dalam kehidupan yang terjadi di dunia.

Baca Juga:  Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Persilakan Siswa Pilih Materi Pembelajaran

Dengan akal, manusia mampu menciptakan suatu produk/alat yang dibutuhkan baik oleh diri sendiri maupun orang lain karena manusia mampu beradaptasi dengan kemajuan yang terjadi pada saat ini.

Islam mendukung pengembangan terkait ilmu dan teknologi, tetapi ada hal yang perlu digarisbawahi. Pertama, harus selalu diingat bahwa manusia hanya makhluk semua terjadi karena Allah.

Manusia, tumbuhan, hewan serta alam semesta semuanya dibawah kekuasaan Allah dan Dia pula bukan selain Nya yang menghubungkan dari partikel yang terkecil hingga yang terbesar dari alam semesta.

Cendekiawan Muslim juga memberikan andil dalam perkembangan dan kemajuan dalam peradaban di era keemasan Islam di abad pertengahan, berikut beberapa kitab yang ditulis oleh Cendekiawan Muslim terkait ilmu dan teknologi: Mafatih al-Ulum, karya al-Khuwarizmi; Ihsa al-Ulum (Penghitungan Ilmu-ilmu) karya al-Farabi, Kitab al-Najat, (Buku Penyelamatan) karya Ibnu Sina dan buku-buku lainnya.

Di era keemasan Islam, para cendekiawan Muslim telah membuat cabang-cabang ilmu yang bersifat teknologis seperti; ilmu jenis-jenis bangunan, ilmu optik, ilmu pembakaran cermin, ilmu tentang pusat gravitasi, ilmu pengukuran dan pemetaan, ilmu tentang sungai dan kanal, ilmu jembatan, ilmu tentang mesin kerek, ilmu tentang mesin-mesin militer serta ilmu pencarian sumber air tersembunyi dan sebagainya.

Baca Juga:  Huawei Dorong Penguatan Ekosistem Investasi Tanah Air di Indonesia-Southern China Business Forum

Ilmu dan teknologi yang dianugerahkan Allah kepada umat manusia memberikan dampak yang luar biasa bagi kelangsungan kehidupan yang ada di dunia hingga saat ini.

Oleh sebab itu, tidak sepantasnya manusia menunjukkan sifat sombong atau angkuh dalam setiap keberhasilan suatu ilmu dan teknologi yang diraih tanpa pertolongan dan bantuan Allah serta jangan tunduk diperhamba oleh temuan atau hasil iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

Alquran Surah Yûnus [10]: 24 menggambarkan bahwa suatu ketika hasil-hasil teknologi akan menjadikan manusia lengah, lalai dan merasa mampu melakukan segala sesuatu di dalam kehidupan sehari-hari, “Apabila bumi telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan penduduknya menduga bahwa mereka telah mampu menguasainya, ketika itu secara tiba-tiba datanglah siksa Allah.”

Tanda-tanda perkembangan Iptek menunjuk ke arah tersebut semakin terlihat. Bahkan, kini banyak manusia yang terpedaya sehingga membuat manusia mencapai titik melupakan Tuhan dan jati dirinya.

Baca Juga:  NTT Rilis Annual Sustainability Report 2023, Menuju Masa Depan Tanpa Emisi

Bahkan membahayakannya diri sendiri dan orang lain. Kewajiban kita menciptakan serta menggunakan teknologi yang seiring dengan nilai-nilai Ilahi, yang memadukan kenyamanan akal, ruhani, dan jasmani; pikir, zikir dan iman, ilmu, dan hikmah. Teknologi yang demikianlah yang direstui oleh Allah.

Oleh sebab itu, manusia mempunyai tanggung jawab terutama kepada Allah yang memberikan anugerah “akal” sehingga manusia mampu beradaptasi dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya serta belajar melalui lingkungan yang menjadi tempat tinggal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Manusia dapat merawat dan merusak karena manusia memiliki “akal” yang dapat digunakan sebelum melaksanakan segala keputusan yang ingin dilakukan. Wallahu a’lam.