Oleh Najmudin Ansorullah
Pengamat Sosial dan Keagamaan
Pembangunan yang sedang terjadi bisa dikatakan pesat diberbagai bidang di Indonesia. Guna mewujudkan negara yang adil dan makmur, “keadilan sosial” harus serta-merta dilandaskan sebagai perwujudan sikap pengamalan terhadap Tuhan Yang Maha Esa melalui penyejahteraan lingkungan alam dan atau makhluk secara utuh.
Selanjutnya, bila kita bersikap jujur apakah perhitungan terhadap dampak lingkungan alam yang tidak sedikit mengancam setiap nyawa manusia khususnya dan makhluk-makhluk lain telah dilaksanakan?
Tak sedikit akibat ulah manusia yang tak memandang setiap tempat; tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan dan makhluk-makhluk lain yang merupakan bagian dari kehidupan diri(nya) dan senantiasa menuntut keputusan manusia untuk berbuat adil dan bijaksana terhadap lingkungan alam ini.
Berapapun besar biaya yang dikeluarkan untuk “membujuk” alam ini agar bersikap sopan dan baik terhadap kita tidaklah mungkin terbayar, bila tidak dilakukan pencegahan dari sekarang, karena “penolakan kerusakan lebih utama didahulukan dari pada membuat kebajikan”.
Alam lebih mengerti terhadap manusia untuk melakukan segala keinginannya. Ia bukan saja tempat manusia untuk berpijak dalam menentukan kehidupan, tapi lebih dari itu merupakan titipan dari Tuhan untuk diolah dan dilestarikan sejak diturunkannya nabi Adam ke muka bumi ini.
Konon, watak pribadi, tingkah laku dan kecakapan seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang dianutnya.
Lingkungan memang sangat luas pengertiannya baik dari segi demografis ataupun ruang-lingkup kehidupan sehari-harinya (baca: aktivitas kehidupan).
Manusia tidak lepas dari lingkungan alam sekitar yang telah memberikan arti penting untuk memahami dan menyadari betapa lingkungan alam saling mempengaruhi kehidupannya.
Demikian perlu penyeimbangan dalam membina dan mengolah diri dengan lingkungan alam terutama yang kita tempati.
Pentingnya kesadaran kembali untuk menjaga keharmonisan antara manusia dan lingkungan alam merupakan bentuk syukur kepada Tuhan Semesta Alam yang telah menganugerahkan nikmat yang tak terhitung agar kehidupan ini lebih romantis untuk bernostalgia. (*)