KABARINDAH.COM, Bandung – Dalam rangka seleksi internal Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, sekelompok mahasiswa dari prodi Agribisnis memperkenalkan sebuah inovasi bisnis yang mengolah limbah jerami padi menjadi media tanam hidroponik terbarukan bernama Naturami.
Seleksi ini diadakan di Universitas Muhammadiyah Bandung dan diikuti oleh berbagai program studi pada Selasa (27/05/ 2025) lalu.
Salah satu narasumber dalam tim inovator ini adalah Humayrani Az Zahra selaku ketua tim inovasi. Dalam pemaparannya, Zahra menjelaskan bahwa ide ini berangkat dari keprihatinannya terhadap limbah jerami yang kerap kali hanya dibakar setelah panen.
Berdasarkan survei lapangan di Sapan, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Bandung, setiap musim panen menghasilkan sekitar 1–1,5 ton limbah jerami per petani setiap 3–4 bulan.
Mayoritas petani memilih untuk membakar jerami tersebut yang dapat menyebabkan pencemaran udara dan menurunnya kualitas tanah akibat hilangnya mikroorganisme.
Inovasi Naturami merupakan media tanam organik yang dibuat dari jerami padi. Melalui proses penghalusan, pencetakan, dan pengeringan jerami, produk ini menjadi alternatif media tanam yang ramah lingkungan.
Naturami unggul karena mengandung unsur hara penting seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan Sulfur (S) yang berasal langsung dari jerami. Kandungan unsur hara tersebut antara lain: N sekitar 40 persen, P sebesar 30–35 persen, K antara 80–85 persen, dan S sebanyak 40–45 persen.
Produk ini berawal dari mata kuliah desain inovasi bisnis tidak hanya bertujuan mengurangi pencemaran akibat pembakaran jerami.
Namun, untuk meningkatkan nilai tambah limbah pertanian, mengurangi kebergantungan terhadap pupuk kimia (seperti AB Mix), serta mendorong pengembangan usaha tani yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing.
Selain itu, Naturami juga diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat petani melalui produksi dan pemasaran media tanam organik.
Setelah presentasi produk pada tahapan seleksi internal PMW, Fauzi selaku dosen pendamping, menyampaikan apresiasinya atas inovasi mahasiswa ini.
”Inovasi teman-teman sangat bagus dan menyelesaikan masalah limbah pertanian. Tetap lanjut meskipun belum rezeki di P2MW. Insyaallah pasti ada skema lain untuk pendanaan. Saran saya, tetap lanjutkan produknya agar semakin bagus dan siap jual,” ujar Fauzi.
Meskipun tim belum berhasil melanjutkan ke tahap selanjutnya dalam seleksi PMW, hal ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus mengembangkan inovasi yang telah dirintis.
Kegagalan ini justru menjadi motivasi untuk memperbaiki, menyempurnakan, dan mempersiapkan Naturami agar lebih layak dipasarkan dan dikembangkan melalui skema pendanaan atau program lainnya di masa mendatang.
Dengan semangat keberlanjutan dan harapan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat, tim inovator Naturami akan terus mengembangkan produk ini agar lebih siap dipasarkan dan berkontribusi dalam mengatasi persoalan limbah pertanian di Indonesia.***