KABARINDAH.COM, Bandung – Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung memperingati milad ke-9 dengan puncak acara yang meriah di Auditorium KH Ahmad Dahlan bertema “Strengthening System, Elevating Quality” pada Senin (30/06/2025).
Momen istimewa ini menjadi panggung peluncuran Majalah ”Moderat”, sebuah publikasi cetak baru yang mencerminkan komitmen UM Bandung untuk memperkuat tradisi intelektual dan menyebarkan nilai-nilai keilmuan, keislaman, dan kemajuan masyarakat.
Pemimpin Umum Majalah Moderat Roni Tabroni menjelaskan alasan penerbitan majalah cetak di era digital karena memang tradisi cetak tidak bisa tergantikan.
”Tradisi cetak memiliki nilai yang tidak tergantikan oleh digital. Di tengah tren digitalisasi, banyak prediksi, termasuk di Barat, menunjukkan kembalinya minat terhadap media cetak,” ujarnya.
”Moderat” menjadi sarana UM Bandung untuk memperkokoh tradisi intelektual dan mendiseminasikan pengetahuan kepada masyarakat luas dengan bahasa yang populer dan mudah diakses.
Berbeda dari media Muhammadiyah lain seperti ”Suara Muhammadiyah” atau ”Matan” yang berfokus pada berita, ”Moderat” adalah majalah pemikiran. “Kami tidak menyampaikan peristiwa, tetapi pemikiran dan keilmuan dari intelektual UM Bandung, akademisi lain, hingga praktisi,” tambah Roni.
Publikasi ini menargetkan sivitas akademika UM Bandung, perguruan tinggi Muhammadiyah lainnya, dan warga Muhammadiyah secara umum, dengan prioritas pada pimpinan daerah dan cabang di Jawa Barat.
”Moderat” edisi perdana diluncurkan pada puncak Milad ke-9 dengan total cetakan 1.000 eksemplar. Sekitar 300 eksemplar didistribusikan pada acara tersebut, sedangkan sisanya akan disebarkan ke luar kampus mulai keesokan harinya.
“Ini adalah momentum peluncuran. Meski diluncurkan di acara milad, distribusi utama akan menjangkau masyarakat luas, termasuk di luar UM Bandung,” jelas Roni yang juga dosen program studi Ilmu Komunikasi UM Bandung.
Peluncuran majalah ini disambut antusias oleh mahasiswa. Salah satunya mahasiswa KPI angkatan 2024 yang bernama Aziz.
Ia menyampaikan kesan positif terhadap Majalah Moderat. ”Saya senang mendapat majalah ini secara cuma-cuma. Sampulnya modern dan sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Ia mengapresiasi artikel-artikel yang ditulis oleh dosen UM Bandung yang menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk menulis karya ilmiah. “Isi majalah ini relevan, terutama untuk mahasiswa KPI, karena membahas isu kontemporer, seperti agama dan media, serta citra Islam di media Barat, dengan pembahasan yang berbobot,” tambahnya.
Aziz juga menegaskan pentingnya majalah cetak di era digital. “Media cetak mengurangi distraksi dari notifikasi digital sehingga suasana literasi lebih terasa. Meski saya tidak menolak media digital untuk referensi cepat, saya lebih suka versi cetak karena lebih fokus,” katanya.
Ia mencatat bahwa ini adalah pengalaman pertamanya membaca majalah Muhammadiyah sehingga tidak dapat membandingkannya dengan publikasi lain.
Peluncuran ”Moderat” menjadi wujud nyata dari komitmen UM Bandung untuk memperkuat tradisi intelektual dan memperluas diseminasi keilmuan.
Dengan menggabungkan nilai-nilai Muhammadiyah dan pendekatan populer, majalah ini diharapkan dapat memperkaya wawasan sivitas akademika, masyarakat Muhammadiyah, dan publik luas, sekaligus mendukung visi UM Bandung sebagai perguruan tinggi unggul yang relevan dengan zaman.***(Althof)