KABARINDAH.COM, Bandung — Perkembangan pada dunia industri khususnya pangan akan selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal itu karena tantangan industri pangan di masa depan jauh lebih rumit.
Begitulah salah satu poin penting yang mengemuka dalam kuliah umum Teknologi Pangan yang berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga UM Bandung pada Jumat (28/10/2022).
Acara itu mengangkat tema “Pengembangan Produk Pangan Inovatif, Aman, dan Halal dalam Mendukung Ketahanan Pangan Indonesia”.
Hadir sebagai pembicara yakni Human Capital & Service Departement Head PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk Sumedang Effi Harfiana, S.Sos, M.IKom.
Dalam paparannya, Effi menjelaskan bahwa para pelaku usaha harus bisa menghadapi tantangan ke depan, mulai dari krisis pangan hingga tren makanan yang selalu berbeda setiap tahunnya.
”Jika pelaku usaha industri kecil maupun besar tidak bisa survive dan berinovasi, lambat laun (hal itu) akan menjadi ancaman bagi industri pangan tersebut,” ucap Abah Effi sapaan akrabnya.
Abah Effi menjelaskan, perlu adanya penyusunan strategi agar para konsumen berminat pada produk para pelaku usaha tanpa termakan oleh perubahan zaman.
”Sifat manusia yang tak bisa hidup tanpa makanan menjadikan peluang proses tumbuhnya industri pangan akan selalu ada,” tuturnya.
Bahan aditif
Informasi hoaks seputar penggunaan dan fungsi bahan aditif pada produk makanan menjadi tantangan juga bagi dunia industri pangan.
Minimnya pengetahuan masyarakat terkait informasi tersebut, tutur Abah Effi, menjadikan mereka percaya begitu saja.
Oleh karena itu, para akademisi termasuk mahasiswa khususnya sarjana pangan harus bisa mengatasi permasalahan itu.
”Mahasiswa dan sarjana pangan harus bisa mengedukasi masyarakat mengenai bahan zat aditif pada makanan ketika lulus nanti,” harapnya.
Aspek halal
Di samping Abah Effi, hadir juga Ketua Harian Pusat Halal Salman ITB Ir Dina Sudjana sebagai pemateri.
Dina mengatakan para pelaku usaha perlu memerhatikan beberapa aspek, di antaranya aspek halal, dalam membangun sebuah inovasi.
Dina mengungkapkan bahwa tren halal menjadi poin penting yang harus diperhatikan karena mayoritas penduduk Indinesia beragama Islam.
Selain itu, Dina juga menjelaskan industri halal sangat penting bagi kemerdekaan untuk pemeluk agama masing-masing.
”Regulasi halal akan menjamin dalam membentuk dan melindungi konsumen dari segala sesuatu yang haram,” terangnya.***(NR/FK)