Hati-hati!! Ini Bahaya Obat Nyamuk Bakar Bagi Kesehatan

Illustrasi nyamuk (doc. techno.okezone.com) This 2006 photograph depicted a female <i>Aedes aegypti</i> mosquito as she was in the process of obtaining a "blood meal", which normally is from an unsuspecting host, but in this case, the CDC's biomedical photographer, James Gathany, had volunteered his own hand in order to entice the insect to lite, and feed. Note that having penetrated the skin surface with its sharply-pointed fascicle, the feeding mosquito was collecting its blood meal in its distended abdomen, evidenced by the red coloration visible through the stretching, translucent exoskeletal abdominal exterior. See PHIL # #8924, for this mosquito's appearance before the ingestion of its blood meal. If you look carefully, you can also see that the labium, which is the soft tissue sheath that envelopes the sharply-pointed fascicle, had slid up the fascicle, and took on a "kinked" configuration, pointing posteriorly. As the primary vector responsible for the transmission of the <i>Flavivirus</i> Dengue (DF), and Dengue hemorrhagic fever (DHF), the day-biting <i>Aedes aegypti</i> mosquito prefers to feed on its human hosts. <i>Ae. aegypti</i> also plays a major role as a vector for another <i>Flavivirus</i>, "Yellow fever". Frequently found in its tropical environs, the white banded markings on the tarsal segments of its jointed legs, though distinguishing it as <i>Ae. aegypti</i>, are similar to some other mosquito species. Also note the lyre-shaped, silvery-white markings on its thoracic region as well, which is also a determining morphologic identifying characteristic.

KABARINDAH.COM–Musim penghujan sudah tiba hampir di seluruh bagian di Indonesia. Pada musim penghujan ini nyamuk lebih getol bertelur, karena genangan air menjadi tempat yang nyaman untuk berkembang biak dan pertumbuhan larva nyamuk.

Untungnya serangga kecil ini bisa dibasmi dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan obat nyamuk bakar. Namun, ada bahaya yang harus diwaspadai di balik obat nyamuk bakar ini.

Penggunaan obat nyamuk bakar memang terbukti efektif dalam mengusir nyamuk. Namun, debu dan asap yang dihasilkan dari obat nyamuk bakar bisa membahayakan kesehatan sehingga ada hal-hal yang perlu anda perhatikan saat menggunakannya.

Mewaspadai Bahaya Menggunakan Obat Nyamuk Bakar.

Zat berbahaya, seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, hingga formaldehida, akan dilepaskan di udara saat obat nyamuk bakar dinyalakan. Zat-zat pada obat nyamuk bakar ini telah dibahas dan dibuktikan membahayakan kesehatan pada beberapa penelitian.

Sebagian orang bisa sensitif terhadap beberapa zat yang terkandung pada obat nyamuk bakar. Kondisi ini dapat memunculkan keluhan, seperti pusing, sakit kepala, mual, sesak napas, mata perih atau iritasi mata, dan juga sesak napas, saat orang tersebut terpapar asap obat nyamuk bakar.

Tak hanya itu, dalam jangka panjang penggunaan obat nyamuk bakar mungkin untuk menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih serius seperti

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat nyamuk bakar dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko terkena ISPA. Infeksi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, kelelahan, pusing, demam tinggi, hingga sesak napas.

Adapun selain dapat menyebabkan ISPA, zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran obat nyamuk bakar, misalnya formaldehida atau formalin, bisa memicu penyakit asma. Kandungan sulfur dioksida pada obat nyamuk bakar juga bisa memperburuk kondisi kesehatan penderita asma dan bronkitis.

Keracunan karbon monoksida

Asap obat nyamuk bakar mengandung karbon monoksida. Nah, paparan karbon monoksida secara berlebih dan dalam jangka waktu yang lama dapat membuat Anda mengalami keracunan zat ini. Apalagi jika obat nyamuk bakar digunakan pada ruangan tertutup atau dengan ventilasi yang buruk.

Keracunan karbon monoksida ditandai dengan berbagai macam gejala, mulai dari sakit kepala, sesak napas, pusing, mual dan muntah, napas cepat, detak jantung cepat, hingga nyeri dada. Pada kasus yang lebih parah, keracunan karbon monoksida bisa menyebabkan kerusakan otak, komplikasi pada jantung, hingga keguguran.

Kanker paru

Penelitian mengungkap bahwa seseorang yang menggunakan obat nyamuk bakar secara teratur (3 kali per minggu) berisiko lebih tinggi untuk terkena kanker paru dibanding mereka yang tidak menggunakan obat nyamuk bakar. Kandungan formaldehida pada obat nyamuk bakar juga mungkin untuk memicu penyakit kanker lain, seperti kanker nasofaring.

Cara Aman Menggunakan Obat Nyamuk Bakar

Meski penggunaan obat nyamuk bakar kurang disarankan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak buruk penggunaan obat nyamuk bakar. Di antaranya adalah:

  • Tidak menggunakan obat nyamuk bakar lebih dari 3 kali dalam seminggu.
  • Selalu mengikuti instruksi pemakaian yang terdapat pada kemasan.
  • Membuka jendela dan pintu saat obat nyamuk bakar sedang menyala.
  • Jika obat nyamuk bakar sedang digunakan, jangan masuk ke dalam ruangan tersebut.
  • Mematikan obat nyamuk bakar jika ingin masuk ke ruangan dan membiarkan jendela tetap terbuka agar ada pertukaran udara.
  • Tidak tidur di dalam ruangan yang terdapat obat nyamuk bakar menyala.
  • Menjauhkan obat nyamuk bakar dari jangkauan anak-anak dan benda-benda yang mudah terbakar.

Penggunaan obat nyamuk bakar memang bisa menjadi solusi yang mudah dan murah untuk membasmi serta mengusir nyamuk. Namun, jangan abaikan dampak buruknya. Anda lebih disarankan memanfatkan bahan alami seperti minyak kayu manis, thyme, ataupun sereh karena selain dapat membantu mengusir nyamuk, penggunaannya juga cenderung lebih aman.

Jika anda sering menggunakan obat nyamuk bakar dan merasakan keluhan pernapasan, misalnya jadi sering batuk dan sesak napas, segera berkonsultasi dengan dokter agar anda bisa diperiksa serta diberikan saran dan pengobatan terbaik.

 

 

SUMBER : ALODOKTER.COM

Exit mobile version