Sukabumi Waspadai Penyebaran Demam Berdarah di Musim Hujan

KABARINDAH.COM, Sukabumi–Musim hujan harus diwaspadai warga akan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Sebab banyaknya genangan air berpotensi untuk berkembangnya nyamuk Aedes aegypti.

” Warga diminta mewaspadai penyebaran DBD,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Dinkes (Dinkes) Kota Sukabumi, Wita Darmawanti, Ahad (10/3/2024). Sebab, pada musim hujan ini berpotensi meningkatkan kasus DBD.

Menurut Wita, pada Januari dan Februari 2024 ini tercatat ada sebanyak 151 kasus DBD dan tidak ada yang meninggal dunia. Rinciannya pada Januari 129 kasus dan Februari sebanyak 22 kasus.

Di sisi lain, di sepanjang tahun 2023 kasus DBD di Kota Sukabumi masih cukup tinggi. Sebab dari data Dinkes sepanjang 2023 lalu terdapat sebanyak 408 terjangkit penyakit tersebut dan dua diantaranya meninggal dunia.

” Total kasus DBD pada 2023 sebanyak 408 dan dua diantaranya meninggal dunia,” ujar Wita. Kasus DBD paling tinggi terjadi pada Desember 2023 lalu mencapai 69 kasus.

Selain itu kata Wita, kasus DBD tersebut menyebar di bulan lainnya. Diantaranya Januari 43 kasus Februari 25 kasus, Maret 22 kasus, April 17 kasus,  Mei 22 kasus. Selanjutnya 20 kasus pada Juni, 28 kasus Juli, 41 kasus Agustus, 32 kasus September, 37 Oktober, 52 November dan 69 kasus di Desember 2023.

” Untuk satu kasus meninggal dunia pada Januari dan satu meninggal pada November,” terang Wita. Menyikapi kasus itu, dinkes tidak hentinya berupaya mengendalikan kasus DBD dengan mengajak masyarakat peduli terhadap kesehatan lingkungan di sekitar rumah untuk meningkatkan angka bebas jentik nyamuk (ABJ).

Di mana kata, Wita, target angka bebas jentik Kota Sukabumi, pada tahun ini sebesar 95 persen. Dalam pengendalian kasus DBD ini, Dinkes mendorong masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Upaya lainnya lanjut Wita, melaksanakan aksi pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk. Berikutnya, menimbun atau mendaur ulang limbah barang bekas yang sudah tidak terpakai supaya tidak dijadikan tempat berkembangbiak nyamuk.

Gerakan lainnya yakni mulai menanam tanaman pengusir nyamuk dan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Masyarakat juga diminta untuk bisa memahami seseorang yang mengalami gejala umum terserang DBD seperti mengalami sakit kepala, demam, nyeri pada otot, tulang atau sendi serta mual.

Selain itu ungkap Wita, gejala muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak dan ruam serta pada bagian kulit muncul bintik-bintik merah. Jika ada orang atau keluarga yang mengalami gejala seperti itu, maka harus segera membawa ke Puskesmas atau rumah sakit agar bisa segera ditangani.

Exit mobile version