Ibrah  

Menghafal Al-Qur’an Itu Mudah

Oleh Dida Nursida, MPd | Magister Pendidikan STAI Sukabumi

Al-qur’an  adalah kitab suci yang menjadi pedoman hidup (way of life) bagi setiap Muslim di dunia. Karena Al-qur’an berisikan ajaran-ajaran ataupun nilai yang mengarahkan bagaimana seorang Muslim harus menjalani kehidupan di dunia ini dengan sebaik mungkin.

Al-qur’an berbeda dengan kitab suci yang lainnya, karena keaslian dan kemurniannya telah dijamin oleh Allah SWT. Sehingga, tidak akan mengalami perubahan, penambahan maupun pengurangan sedikit pun. Tidak ada satu huruf pun bergeser atau berubah dari tempatnya, tidak satu huruf atau katapun yang mungkin dapat disisipkan oleh siapa pun ke dalamnya.

Terkait keaslian dan kemurniannya dari Al-qur’an tertera dalam QS Al-Hijr Ayat 9 yang artinya “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. Dalam ayat tersebut Allah SWT menggunakan kata ganti nahnu artinya kami, sehingga dapat dipahami bahwa tugas memelihara dan menjaga Al-qur’an Allah melibatkan makhlukNya salah satunya adalah manusia.

Oleh karena itu, Allah memudahkan manusia dalam menghafal Al-qur’an sebagai upaya memelihara dan menjaga kemurniannya. Sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya “Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran”.

Baca Juga:  Musabaqoh Tilawatil Qur’an dan Hadist di Kota Sukabumi, Ajang Gaungkan Baca dan Dalami Alquran

Terkait penjelasan ayat di atas, dapat diketahui bahwa seseorang yang hafal Al-qur’an pada hakikatnya adalah orang-orang yang istimewa, di mana orang tersebut dipilih oleh Allah SWT untuk menjaga dan memelihara kemurnian atau keaslian dari Al-qur’an. Pada dasarnya menghafal Al-qur’an merupakan suatu proses mengingat ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-qur’an secara sempurna tentang rincian-rincian bacaan seperti waqaf dan makharijul hurufnya.

Menghafal Al-qur’an sangat penting bagi setiap muslim karena ayat-ayatnya juga dibaca dalam setiap kali seorang Muslim melaksanakan ibadah sholat, baik itu ibadah sholat wajib ataupun sholat sunnah. Menghafal Al-qur’an merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia, baik dihadapan manusia, terutama di hadapan Allah SWT.

Banyak keutamaan maupun manfaat yang dapat diperoleh dari sang penghafal Al-qur’an, baik itu keutamaan yang diperolehnya di dunia maupun di akhirat nantinya. Disamping itu, para penghafal Al-qur’an sangat memegang peranan penting dalam menjaga kemurnian dan keaslian dari Al-quran hingga akhir zaman (kiamat). Jadi pada dasarnya, menghafal Al-qur’an itu mudah apabila seseorang mau berusaha dan belajar dengan giat dan serius.

Baca Juga:  Sholat 5 Waktu itu Hukumnya Wajib, Ini 10 Dalil Perintah Sholat di dalam Alquran

Ada beberapa metode dalam menghafal Al-qur’an dapat dilakukan di antaranya: Pertama, Metode Juz’i adalah suatu metode dengan cara membagi ayat-ayat yang ingin dihafal menjadi lima baris atau tujuh, atau sepuluh baris, atau satu halaman, atau satu hizb dan seterusnya untuk dihafalkan. Apabila sudah berhasil baru pindah pada target atau materi yang berikutnya. Metode Juz’i ini diterapkan dengan cara santriwati membaca berulang-ulang tiga sampai lima baris ayat yang dihafalkan, kemudian ketika sudah dapat satu setengah atau satu lembar disetorkan kepada orang yang dijadikan mentor.

Kedua, Metode Simā’i adalah suatu metode dengan cara mendengarkan lantunan ayat Al-qur’an, dalam menerapkan metode ini dapat menghafal dengan senang hati dan santai misalnya dengan mendengarkan qāri (pembaca Al-qur’an) yang di kagumi atau enak didengarkan.

Ketiga, Metode Tasmī adalah suatu metode dengan cara salah seorang membacakan beberapa dari baris Alquran, kemudian yang mendengarkan mengikutinya dan diulang beberapa waktu kemudian yang mendengarkan diberi waktu untuk menghafalkan secara mandiri dan di akhir sesi ḥalāqah disetorkan kepada orang yang dijadikan mentor.

Baca Juga:  Mengucapkan Salam: Hukum, Keutamaan, dan Lafadz-nya dalam Bahasa Arab

Keempat, Metode Murāja’ah adalah suatu metode dengan cara mengulang-ulang kembali hafalan yaitu misalnya: dalam jangka waktu yang pendek, salat dengan membaca ayat-ayat yang akan dimurāja’ah, mengetiknya lalu dicetak dan digantung di tempat-tempat penting, mendengarkan ayat-ayat dari suara qāri’ yang disukainya dan merekam suara sendiri dan didengarkan untuk murāja’ah.

Kelima, Metode Jama’ adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara kolektif, yakni ayat-ayat yang akan dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama-sama dengan cara bersama, kemudian setiap orang dipimpin oleh seorang instruktur.

Oleh karena itu, mari bersama-sama menghafal Al-qur’an agar kita semua menjadi manusia-manusia yang dilibatkan oleh Allah SWT dalam menjaga dan memelihara Al-qur’an.