Pojok  

Pepatah Cina, Kebiasaan Millenial, dan Pekerja yang Tak Kaya-Kaya

Oleh Dr Budi Santoso | Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

“Tidak ada seorangpun yang bangun sebelum fajar selama 360 hari dalam setahun, yang tidak mampu membuat keluarganya kaya.” Kalimat di atas adalah sebuah pepatah Cina. Namun, apa ya betul?

Ortu zaman dahulu sering menganjurkan bangun pagi, agar rezeki tidak dipatok ayam. Selalu ada nasihat untuk menyegerakan bangun pagi, didahului berdoa dan bekerja.

Di zaman sekarang anak generasi millenial dan generasi Z, justru pada susah bangun pagi. Mereka bermain game semalaman dan ketika fajar menyingsing baru mulai tidur. Ada perbedaaan perilaku. Terus apakah mereka akan mampu menjadi kaya?

Pepatah Cina itu mungkin paling tepat untuk masyarakat pertanian. Petani yang harus pergi ke ladang atau ke sawah sesudah shalat Subuh, agar tidak kepanasan. Hal ini penting karena pekerjaan petani banyak membungkuk dan berjemur, sehingga bekerja semakin pagi, lumayan mengurangi teriknya matahari.

Baca Juga:  Analisis Penyebab Bencana Alam pada Lirik Lagu "Berita Kepada Kawan"

Di zaman sekarang, bidang pekerjaan bermacam-macam. Sepertinya banyak orang senang bekerja di malam hari, seperti orang nyupang, nyegik atau pelihara babi ngepet, cukup sarungan di rumah dan “manteng” di depan komputer. Mereka berdialog bisnis dengan partnernya di belahan dunia lainnya. Para pemain saham bermain di malam hari, karena pasar saham di belahan bumi lainnya memiliki perbedaan waktu, hampir 12 jam.

Namun ada juga di Indonesia yang harus bekerja mulai fajar sesuai pepatah Cina, seperti pedagang pasar, atau penjual nasi uduk, nasi kuning, atau warung penyedia sarapan pagi.

Ada juga penganut pepatah Cina lainnya, yaitu para pekerja komuter, orang yang bekerja di kota dan berdiam di daerah remote, di pinggiran kota. Mereka harus berjalan dari rumah jam 5 pagi berkendaraan pergi ke ke kantor di kota, butuh waktu 5 jam setiap hari pergi pulang dari rumah ke tempat kerjanya.

Baca Juga:  Raih Makna Dalam Bekerja, Dosen UM Bandung Dorong Integrasi Spiritual Untuk Kesehatan Mental

Pertanyaannya apakah para pekerja yang bergerak sejak fajar, 5 hari seminggu, menjadi kaya di hari tuanya? Itulah kehidupan zaman modern. Saya lihat, mereka keadaannya “biasa-biasa” saja.

Sepertinya, kita yang hidup di zaman modern, bekerja hanya sekedar untuk hidup saja. Mereka penganut, istilah bekerja sebagai mencari nafkah, jadi cukup untuk menafkahi keluarga saja. Dan sepertinya pepatah Cina di atas tidak cocok untuk mereka.

Sebagai penghiburan bagi para pekerja, kitapun menyimak petuah orang bijak, kalau bekerja sebagai pegawai jangan mencari kekayaan, karena kita hidup tidak sekedar mencari kekayaan. Atau lebih tegas lagi, kalau ingin kaya jadilah pengusaha jangan jadi pekerja. Dan berbagai ujaran lain penghibur hati.

Baca Juga:  Menjadi Aktivis Muhammadiyah

Ayoo..! kerja… kerja… kerja..! Jadikanlah bekerja sebagai ibadah saja, jadi tidak usah berniat kaya. Sekali lagi ini bukan kata saya, ini kata orang bijak.

Dan sayapun berkesimpulan, bahwa selalu ada nasihat untuk penghiburan bagi orang yang belum berhasil kaya, meskipun sudah mati-matian bekerja.
Tariiik mang, semongko..!!

Jangan lupa nyarap nasi uduk dulu, sebelum bekerja.