Sejak Januari Hingga Mei 2025, Bencana di Kota Sukabumi Sebabkan Kerugian Ditaksir Rp 1,3 Miliar

Petugas BPBD Kota Sukabumi saat melakukan penanganan bencana TPT ambruk pada Mei 2025.

KABARINDAH.COM, Sukabumi–Kerugian akibat bencana di Kota Sukabumi dalam rentang waktu Januari hingga Mei 2025 ditaksir mencapai Rp 1,3 Miliar. Hal ini didasarkan data dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, pada Triwulan I mulai 1 Januari sampai dengan 31 Mei 2025.

” Secara aggregate tercatat sebanyak 125 kali kejadian, yang tersebar di 7 (tujuh) Kecamatan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, Selasa (17/6/2025). Akibat kejadian tersebut ditaksir nilai kerugian mencapai Rp 1.370.650.000.

Sementara luas area terdampak sekitar 2.220 Ha, dan 138 KK terdampak. Di antaranya 162 orang terdampak, 179 Ulunit bangunan rusak, 2 unit rusak berat, 8 unit rusak sedang dan 169 unit rusak ringan.

Baca Juga:  Toilet Mewah SPBU di Jalur Sukabumi Sedot Perhatian Pemudik

” Bulan Mei merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat tercatat 37 kasus,” ungkap Novian. Disusul Bulan Januari 22 kasus, Bulan Februari 4 kasus, kemudian Bulan Maret 39 Kasus dan Bulan April 23 kasus.

Banjir terang Novian, paling mendominasi 20 kali kejadian. Disusul cuaca ekstrem sebanyak 11 kali, lalu tanah longsor sebanyak 5 kali, serta yang terendah kebakaran permukiman 1 kali.
Menurut Novian, aggregate nilai kerugian terbesar berasal dari bencana Cuaca Ekstrem Rp 1.009.750.000 dengan prakiraan luas area terdampak 0,0987 hektare (Ha). Berikutnya, tanah longsor Rp 202.000.000 prakiraan luas area terdampak 0,0266 Ha

Kemudian disusul banjir Rp 77.800.000 prakiraan luas area terdampak 0,0772 Ha, dan terendah Kebakaran Permukiman Rp 58.000.000 prakiraan luas terdampak 0,0158 Ha. Terakhir, angin topan/beliung Rp 23.100.000 prakiraan luas area terdampak 0,0037 Ha.

Baca Juga:  Awal Tahun, BPBD Kota Sukabumi Gencarkan Monitoring Daerah Rawan Bencana

” Sementara wilayah tertinggi kasus bencana ada di Kecamatan Warudoyong 27 kali kejadian yang berasal dariĀ  Kelurahan Dayeuh Luhur (13 kasus),” cetus Novian. Selanjutnya, Kecamatan Baros (26 kali) yang berasal dari Kelurahan Sudajaya Hilir (11 kasus), Kecamatan Lembursitu (18 kali) yang berasal dari Kelurahan Cikundul (5 kasus), dan Kecamatan Cibeureum (18 kali) yang berasal dari Kelurahan Limusnunggal (10 kasus).

Berikutnya, Kecamatan Citamiang (15 kali) yang berasal dari Kelurahan Gedong Panjang (6 kasus), Kecamatan Cikole (13 kali) yang berasal dari Kelurahan Subangjaya (7 kasus). Terakhir, Kecamatan Gunung Puyuh (8 kali) yang berasal dari Kelurahan Karang Tengah dan Karamat (3 kasus).

” Khusus bulan Mei tercatat 37 kasus kejadian. cuaca ekstrem 11 kali, disusul banjir 20 kali, tanah longsor 5 kali, dan yang terendah kebakaran permukiman 1 kali,” terang Novian. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yakni berdasarkan Statiun Klimatologi Jawa Barat bahwa perkembangan dinamika atmosfer pada skala global, regional dan lokal, serta luaran model cuaca deterministik dan probabilistik diperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Juga:  Prodi HKI UM Bandung Cetak SDM Unggul Lewat Praktikum di Pengadilan Agama

Bulan Mei lanjut Novian, jumlah jiwa terdampak 13 orang dan 34 unit bangunan. Dengan taksiran nilai kerugian Rp 259.000.000 dengan 0,0769 Ha terdampak.