KABARINDAH.COM – Apa mimpimu di tahun ini? Jika impian kamu membangun bisnis rintisan atau startup, saatnya memulai! Manfaatkan salah satu keuntungan hidup di mana ekosistem usaha rintisan sudah terbangun, sehingga pertumbuhan bisnis startup di Indonesia diakui dunia.
Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada 2019, Indonesia menempati posisi kelima negara dengan startup terbanyak di dunia. Kala itu, negara kita punya 2.193 startup.
Dari ribuan startup itu, ada empat unicorn atau perusahaan dengan valuasi lebih dari USD1 juta dan satu decacorn atau perusahaan dengan valuasi lebih dari USD10 juta.
Di atas Indonesia ada Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada. Tumbuh suburnya startup di Indonesia sebagai salah satu pemicu semangat banyak orang di Tanah Air untuk meniti sukses melalui usaha rintisan.
Bagaimana memulai langkah membangun startup? Salah satunya, membentuk tim perintis atau tim founder.
Nah, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan untuk menjadi tipe startup founder yang dicari investor. Apa saja?
1. Pilih orang punya riwayat bekerja bersama
Mereka yang kamu pilih sebagai anggota tim founder bukan hanya akan menjadi rekan kerja. Lebih jauh dari itu. Mereka adalah orang-orang yang akan bersama-sama mengambil keputusan penting, merancang masa depan, dan memikul risiko saling bahu membahu.
Orang-orang yang punya rekam jejak bekerja sama dalam tim akan mudah menyesuaikan, saling menerima kekuatan dan kelemahan masing-masing.
2. Tetapkan visi bersama sebagai startup founder
Menyatukan beberapa kepala bukan hal mudah. Potensi konflik pasti akan ada. Kamu dan rekan-rekan startup founder lainnya harus menetapkan visi dalam bisnis yang dibangun.
Visi itu akan membuat semua orang di dalamnya tahu ke mana melangkah dan apa yang dituju. Sepakati cara penyelesaian masalah jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat.
3. Buat dokumen perjanjian pendiri
Jangan pernah menganggap enteng kesepakatan hitam di atas putih. Meski membangun bisnis bersama teman atau keluarga sekalipun, profesional harus menjadi kuncinya.
Buatlah dokumen perjanjian yang mengikat para pendiri. Hal-hal yang perlu diatur, misalnya, soal kepemilikan, tanggung jawab, pengambilan keputusan, solusi penyelesaian masalah, dan lain-lain.
Mereka yang bekerja lebih keras diyakini akan berhasil. Tak ada keringat yang sia-sia. Kalau gagal sekali, kamu harus maju lagi dua kali.