Pojok  

Wibawa Seorang Guru: Ia adalah Manusia Hebat

Oleh: Rifa Anggyana, Pembina IRMA Jawa Barat

Hakikat pendidikan sesungguhnya adalah perubahan. Perubahan yang terjadi terutama dialami oleh peserta didik, yaitu dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Perubahan menuju kebaikan merupakan esensi pendidikan.

Untuk meraih keperubahan tersebut dalam relasi guru dan murid diperlukan adanya kewibawaan. Karena orang yang tidak memiliki wibawa akan sulit untuk memberikan pengaruh kepada orang lain.

Agar guru memiliki wibawa diharuskan memiliki sifat dan karakteristik yang baik. Dalam konteks ini, sifat dan karakteristik yang baik itu tidak hanya berimplikasi positif terhadap dirinya semata tetapi juga akan berdampak terhadap orang lain.

Dalam teori pendidikan, sekurang-kurangnya terdapat dua kewibawaan yakni kewibawaan kodrati dan kewibawaan karena tugas. Kewibawaan kodrati dimiliki oleh orang tua, sementara kewibawaan karena tugas salahsatunya dimiliki oleh guru.

Orang tua dengan sendirinya memiliki wibawa, karena orang tua telah menjadi penyebab lahirnya seorang anak serta telah mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.

Wibawa orang tua ini tidak memiliki jeda tertentu, selamanya akan terus ada. Sementara guru memiliki kewibawaan yang didapatkan dari tugas yaitu ditugaskan untuk mendidik di lingkungan lembaga pendidikan.

Kewibawaannya seringkali terbatas, tidak seperti orang tua. Kewibawaan guru akan habis di saat selesainya bertugas sebagai guru. Bestari mengatakan “Guru biasa memberitahu, guru baik menjelaskan. Guru ulung memeragakan, guru hebat mengilhami, guru inspiratif memantik ide dan kreativitas, mencerahkan dan mencerdaskan”.

Ungkapan yang begitu bermakna dan penuh arti. Menurut saya sendiri guru adalah manusia hebat yang diberi anugerah oleh Tuhan untuk dapat mentransfer ilmunya kepada banyak orang.

Tidak semua orang mampu menjadi sosok seorang guru, guru juga merupakan sosok yang paling sabar dimuka bumi ini. Bagi saya guru adalah pahlawan, tanpa adanya guru yang dulu mengajarkan saya bagaimana berhitung, membaca dan menulis maka saya tidak akan ada pada titik sekarang ini.

Guru tidak hanya sebatas orang yang mentransformasikan pengetahuan tetapi seringkali dipersonifikasikan sebagai model, contohnya sebagai panutan. Bahkan pada titik tertentu guru dipersepsikan sebagai orang yang sempurna. Persepsi ini tidak hanya ada pada peserta didik saja tetapi juga ada di lingkungan masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, dapat dimaklumi hal yang dikhususkan untuk menjadi guru itu harus memiliki sifat dan karakteristik yang baik. Guru memiliki kepribadian yang tangguh, idealisme yang kuat, keuletan, dan kecermatan yang baik.

Istilah Guru dapat diambil sebagai orang yang digugu dan ditiru, maka dari itu kita sebagai guru harus memberikan contoh prilaku yang baik kepada anak didiknya, karena guru bukan hanya sebagai transfer ilmu pengetahuan yang diampunya saja. Namun, sebagai contoh sikap dan prilaku yang baik untuk anak didiknya.

Jika sifat guru tersebut baik maka akan menghasilkan generasi yang baik dan jujur, begitu juga sebaliknya. Lalu bagaimanakah seharusnya sikap kita sebagai anak didik atau siswa terhadap guru?

Sikap terhadap guru harus penuh dengan kesopanan, menghormati, menghargai, dan melaksanakan perintah nya, karena guru juga sebagai orang tua kita. Orang yang harus kita muliakan layaknya kita terhadap kedua orang tua kita.

Seorang guru tidak akan menuntut balasan terhadap muridnya. Namun, keberhasilan dari seorang guru adalah ketika anak didiknya sukses menjadi orang besar, sukses dalam kehidupannya dan sukses menggapai cita citanya. Keberhasilan guru juga adalah ia yang mampu melahirkan peserta didik yang dapat melebihinya.

Selamat hari guru untuk seluruh guru di Dunia ini. Kalian adalah kado terindah dari Tuhan untuk kita. Tanpa sosok seorang guru maka kita tidak akan mengerti apapun tentang kehidupan.

Exit mobile version