KABARINDAH.COM, Bandung – Di hadapan ratusan mahasiswa peserta Baitul Arqam Purna Studi, Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung Herry Suhardiyanto menekankan pentingnya membentuk karakter unggul yang sejalan dengan nilai-nilai islami berkemajuan. Ia memaparkan tujuh karakter utama yang menjadi bekal penting bagi sarjana untuk berkiprah di tengah masyarakat.
Karakter pertama adalah kemampuan untuk selalu mengingat Allah dan berpikir mendalam dalam kondisi apa pun. Menurutnya, pemahaman yang akurat terhadap tantangan dan masalah akan memudahkan perumusan solusi yang tepat, termasuk pemilihan strategi dan metode.
“Era big data dan data science membuka peluang menghasilkan model yang kuat untuk memecahkan berbagai persoalan,” jelasnya di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, pada Kamis (14/08/2025).
Kedua, sarjana harus menjadi agent of change atau agen perubahan. Hal ini berarti berperan aktif mengubah keadaan menjadi lebih baik dengan berlandaskan nilai-nilai kebenaran. “Kita bersyukur berada di lingkungan yang mendorong penyebaran ilmu pengetahuan dan melahirkan agen perubahan,” ujarnya.
Karakter ketiga adalah kemampuan membangun sistem. Ia menggambarkan kerja dalam institusi seperti bagian dari sebuah bangunan: fondasi, kolom, balok, dinding, dan atap yang masing-masing memiliki fungsi penting untuk menopang dan melindungi keseluruhan struktur.
Keempat, mengutamakan mutu dalam setiap pekerjaan. Mutu, kata Herry, merupakan saat layanan atau hasil kerja melampaui ekspektasi. Kepedulian terhadap mutu harus menjadi budaya yang melekat pada setiap individu dan institusi.
Kelima, memperhatikan efisiensi. Dengan sumber daya yang terbatas, setiap pengeluaran atau keputusan harus selaras dengan strategi, peningkatan kinerja, dan perluasan manfaat. ”Efisiensi bukan sekadar hemat, melainkan memastikan setiap sumber daya digunakan untuk hasil yang optimal,” tegasnya.
Karakter keenam adalah komitmen untuk mencapai kinerja terbaik. Herry mengingatkan para sarjana agar tidak bekerja secara asal-asalan. Namun, harus menargetkan hasil optimal demi menjadi bagian dari khairu ummah, meski langkah yang diambil kecil.
Terakhir, karakter ketujuh adalah melahirkan manfaat. Kinerja yang baik tidak berhenti pada laporan atau output administratif, tetapi harus berdampak nyata bagi masyarakat. ”Outcome dan impact merupakan ukuran sesungguhnya dari keberhasilan,” tutup Herry seraya mengajak para lulusan UM Bandung untuk menjadikan ilmu dan karakter unggul ini sebagai bekal berkontribusi bagi umat dan bangsa.
Baitul Arqam yang digelar LPPAIK ini dilaksanakan sebagai pembekalan kepada mahasiswa yang akan mengikuti wisuda pada akhir Agustus mendatang. Diharapkan melalui kegiatan ini, sarjana UM Bandung bisa semakin siap untuk berkiprah dan berkarier di bidang masing-masing.***(FA)